visitaaponce.com

Pengusaha Besar Takut Bantu Anies, Penguasa Dinilai belum Dewasa Berpolitik

Pengusaha Besar Takut Bantu Anies, Penguasa Dinilai belum Dewasa Berpolitik
Bakal capres Anies Baswedan (kiri) dan bakal cawapres Muhaimin Iskandar (kanan) saat berkunjung ke kantor DPP PKB di Jakarta, Senin (11/9).(MI/Moh Irfan )

DIREKTUR Eksekutif KedaiKOPI, Hendri Satrio, menilai penguasa belum berdewasa dalam politik. Hal itu disampaikannya menanggapi pengakuan bakal calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan soal ketakutan pengusaha besar untuk mendukung Anies.

Menurut Hendri, demokrasi di Tanah Air dapat langgeng terlaksana kalau pemerintah melakukan pemerataan ekonomi, hukum yang tidak tebang pilih, dan kedewasaan dalam berpolitik. Pengakuan Anies itu menjadi indikator bahwa penguasa masih belum dewasa dalam berpolitik.

"Nampaknya kedewasaan politik penguasa itu perlu dipertanyakan dalam sistem demokrasi di Indonesia ini," katanya kepada Media Indonesia, Selasa (19/9).

Baca juga: Anies Tekankan Gerakan Perubahan Bukan Berarti Membatalkan Kebijakan

Oleh karena itu, Hendri menyebut Indonesia memerlukan perubahan yang benar-benar berarti, termasuk pada sisi penerapan demokrasi. Jika hal itu tidak diubah, ia menyebut sistem demokrasi di Indonesia akan menjadi tertawaan dunia.

Sebelumnya, Anies mengaku pihak-pihak yang membantunya menuju kontestasi Pilpres 2024 berasal dari pengusaha kelas menengah. Ia menyebut, pengusaha besar tidak berani mendekatinya.

Baca juga: Anies Sebut Konglomerat Takut Mendukungnya, Sering Diperiksa Pajak

"Takut, karena kami mengalami, pengusaha-pengusaha yang berinteraksi, bertemu, sesudah itu mereka akan mengalami pemeriksaan, pemeriksaan pajak, pemeriksaan yang lain-lain," ungkap Anies dalam acara 3 Bacapres Bicara Gagasan di UGM, Yogyakarta.

Anies mencontohkan, pengusaha di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang pernah membantu kegiatan relawannya justru diperiksa pajak. Pemeriksaan itu dilakukan dengan dalih acak. "Katanya random, tapi sepuluh-sepuluh perusahan miliknya, seluruhnya, diperiksa pajaknya. Apa yang terjadi? Takut mereka membantu."

Anies menduga, alat negara mengintimidasi pencalonannya sebagai presiden pada Pemilu 2024. (Tri/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat