visitaaponce.com

Tiga Paslon Akan Membuat Pemilu 2024 Lebih Sehat

Tiga Paslon Akan Membuat Pemilu 2024 Lebih Sehat
Ilustrasi(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Direktur Eksekutif Indonesia Presidential Studies Nyarwi Ahmad mengatakan dengan diikuti tiga poros, maka situasinya akan lebih sehat. Namun, mitigasi polarisasi bukan hanya dengan jumlah paslon, melainkan juga pada iktikad baik dari kontestan.

“Setelah masuk nominasi Capres-Cawapres, isu makin menghangat, namun itu natural ya. Menguji substansi, personalities, kompetensi, ini dibutuhkan untuk menguji di depan publik.” ujar Nyarwi, selasa (3/9).

Perbedaan dalam dunia politik adalah wajar. Namun kata Nyarwi, ruang untuk diskusi terbuka lebar. Capres bisa berkomunikasi langsung dengan Capres lain, maupun ke relawan.

“Sehingga ada alasan kenapa harus memilih A atau B,Prabowo,Ganjar atau Anies, harus ada alasannya. Publik menentukan dari proses debat, atau kampanye, sehingga muncul gagasan dan keunikan,” ungkap Nyarwi.

“Namanya politik wajar terjadi perbedaan. Tetapi tidak akan head to head seperti dulu, menggunakan isu-isu yang rentan, misalnya agama. Itu kecil kemungkinan,” kata Nyarwi, yang juga Dosen Komunikasi Politik UGM ini.

Menurut dia, dengan tiga poros, maka situasinya akan lebih sehat. “Belum lagi memungkinkan partai-partai lain punya ruang untuk membawa Cawapres, kecuali yang sudah fix ya, Anies-Cak Imin,” sebut Nyarwi.

Baca juga: PDIP Tanggapi Santai Pertemuan Jokowi-SBY

Capres Ganjar dan Prabowo belum menentukan siapa Cawapres mereka. Ini menjadi peluang bagi partai politik untuk menancapkan kuku dan pengaruh mereka.

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri mementahkan posisi Ganjar untuk menjadi cawapres Prabowo Subianto. Di sisi lain, kader Partai Gerindra juga menepis kemungkinan Prabowo menjadi cawapres Ganjar Pranowo. Hal itu menjadikan kemungkinan Pilpres 2024 akan tetap diikuti tiga pasangan calon (paslon).

*Sementara waktu*

Peneliti senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai kondisi tiga paslon akan mengurangi potensi polarisasi. "Cuma untuk sementara waktu, dengan adanya 3 paslon sekarang ini relatif ada keterpecahan massa," terangnya.

Kendati demikian, kondisi itu diprediksi tidak akan berlangsung lama mengingat ketiga paslon punya elektabilitas yang tidak jauh terpaut berdasarkan beberapa hasil survei. Sehingga kontestasi akan masuk putaran kedua dengan dua paslon.

"Mereka tidak jauh jomplang. Itu sudah indikasi ada 2 besar ke putaran kedua," sambungnya.

Dengan dua paslon di putaran dua, potensi polarisasi akan semakin besar. Oleh sebab itu, mitigasi polarisasi bukan hanya dengan jumlah paslon, melainkan juga pada iktikad baik dari kontestan.

"Polarisasi itu kembali pada niat baik dari kandidatnya. Mau 2 atau 3 (paslon), kalau potensi konflik dibiarkan ke mana-mana, berlarut-larut, itu akan mengarah pada polarisasi,"  tegasnya.

Firman menegaskan pentingnya komitmen masing-masing kontestan dan tim untuk tidak bermain-main di wilayah yang bisa memancing terjadinya polarisasi di masyarakat. Semua pihak harus menahan diri untuk tidak melakukan segala sesuatu yang menyebabkan polarisasi.

"Dari capres-cawapres, tim suksesnya, dan mereka yang mengawal seluruh kegiatan kampanye pun berdisiplin, saling mengingatkan. Itu sangat efektif sebetulnya kalau dilakukan," tandasnya.(P-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat