visitaaponce.com

Target Minimum Essential Force TNI Sulit Tercapai, Ini Kata Panglima

Target Minimum Essential Force TNI Sulit Tercapai, Ini Kata Panglima
Kendaraan militer dan alat tempur TNI ambil bagian dalam parade alutsista dari Monas mengitari Bundaran HI, Jakarta(MI/Usman Iskandar)

TARGET 100% Minimum Essential Force (MEF) TNI pada 2024 kemungkinan tidak tercapai karena saat ini MEF baru 65,06%.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menerangkan belum maksimalnya pencapaian target MEF tersebut karena ada beberapa faktor yang terkait. Salah satunya adalah prioritas pemerintah terhadap anggaran dukungan pemenuhan alutsista TNI yang dialihkan pada kebutuhan lain sesuai prioritas nasional.

"Waktu itu saya sudah sempat sampaikan di RDP dengan DPR dan ini perlu anggaran yang besar untuk modernisasi perawatan dan pembelian baru dan sebagainya," ujarnya di Mabes TNI, Jumat (13/10).

Baca juga : Ditemani Prabowo, Presiden Jokowi Tinjau Alutsista di Pangkalan TNI AU Iswahjudi Jatim

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 kekuatan pokok minimum esensial TNI ditargetkan mencapai 100% akhir 2024 nanti.

Anggaran pemenuhan MEF TNI selama dua tahun terakhir telah digunakan untuk penanganan pandemi covid-19. Namun TNI tidak terpaku dan tergantung pada belum tercapainya MEF tersebut dalam kesiapan dan kemampuan TNI dalam pelaksanaan tugas operasi yang dilakukan selama ini.

"Mungkin nanti sekitar 80% di 2024. Ini masih membangun. Sekarang ini juga kalau kapal patroli untuk Landing Ship Tank (LST) butuh setahun. Sedangkan yang lainnya butuh waktu 3 tahun. Sekarang ini sudah banyak yang kita bangun kapal-kapal patroli semua galangan di Batam, Banten juga di Surabaya. Memang dengan adanya covid kemarin jelas akan menghambat capaian di dalam minimal target," imbuh Yudo.

Baca juga : Kontras: Calon Panglima TNI Pilihan Jokowi Mewarisi Setumpuk Masalah untuk DItuntaskan

Yudo menerangkan terkait dengan usulan penambahan matra TNI yaitu angkatan siber. Saat ini ancaman terhadap keamanan siber telah menjadi ancaman serius di seluruh dunia.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi, komputer dan kecerdasan buatan, termasuk meningkatnya serangan siber terhadap infrastruktur kritis dan keamanan nasional yang telah beberapa kali terjadi. Pembentukan matra militer baru merupakan keputusan grand strategi pemerintah.

"Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan beberapa dari faktor tersebut melibatkan pertimbangan kajian ilmiah anggaran pelatihan personil dan integrasi dengan struktur TNI yang sudah ada," ucap Yudo.

Baca juga : Panglima TNI Yudo Margono Siap Pensiun pada 26 November

Menurutnya, integrasi kemampuan siber dalam struktur TNI dapat membantu koordinasi dan sinergi dengan institusi atau lembaga siber pemerintah lainnya dalam menghadapi ancaman siber.

"Menurut kami TNI untuk saat ini belum diperlukan untuk menambah matra itu namun pengembangan kemampuan siber saat ini sangat signifikan diperlukan untuk mengoptimalkan tugas pokok TNI sebagai alat pertahanan negara," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Yudo juga membahas tentang ketaatan TNI terhadap penegakan hukum dan tidak mengenal istilah impunitas bagi semua prajurit TNI yang melakukan pelanggaran hukum

"Pada kesempatan ini saya ingin menegaskan kembali kepada seluruh masyarakat bahwa TNI tidak kembal hukum. Saya mengajak mari bersama-sama menjaga institusi TNI dengan memberikan masukan kritik dan saran agar tenis selalu menjadi institusi yang paling dipercaya selalu taat pada hukum dan ketentuan yang berlaku," tukasnya. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat