visitaaponce.com

Direktur LEN Industri Luruskan soal Polemik Alutsista Bekas

Direktur LEN Industri Luruskan soal Polemik Alutsista Bekas
Ilustrasi MI(MI/Seno )

DIREKTUR Utama PT LEN Industri Bobby Rasyidin meluruskan informasi terkait alat utama sistem senjata (alutsista). Bobby yang merupakan pimpinan dari holding BUMN industri pertahanan atau Defend ID memberikan pemahaman tentang alutsista bekas.

Bobby menegaskan indikator utama alutsista tidak melulu soal usia alat. Menurutnya, ada tiga hal penting yang harus dimiliki alutsista dalam menopang pertahanan sebuah negara.

"Pertama, operating readiness apakah masih layak operasi, lalu combat readiness apakah masih layak tempur, dan safety level terkait keselamatan untuk kru," kata Bobby dalam diskusi bertajuk "Membangun Kekuatan Pertahanan di Kawasan Regional" di Media Center Indonesia Maju, Jakarta, Jumat (12/1).

Baca juga : Tata Kelola Sektor Pertahanan Era Prabowo Subianto Dinilai Kacau

Bobby menyampaikan alutsista memiliki struktur seperti mesin, serta sistem meliputi navigasi, sistem operasi, dan sistem tempur yang harus diperhatikan perawatannya. Bobby mengatakan banyak platform alutsista seperti kapal perang yang didesain berumur panjang hingga 100 tahun.

"Yang berubah cepat itu adalah sistemnya. Karena makin ke sini, perang itu bukan perang fisik lagi, tapi perang elektronika seperti platform yang namanya perawatan program," ucap Bobby.

Untuk itu, Bobby menyampaikan perawatan dan pemeriksaan terhadap struktur dan sistem menjadi hal yang utama dalam setiap alutsista. "Yang paling penting itu bagaimana melakukan modernisasi dan upgrade sistem supaya alutsista ini tidak ketinggalan zaman," sambung Bobby.

Baca juga : Pemerintah Akui Sulitnya Pengadaan Alutsista Baru

Bobby mencontohkan, militer Rusia saat perang dengan Ukraina masih menggunakan tank T72 buatan 1968 dan pesawat SU Sukhoi 25. Bobby mengatakan Rusia pun masih menggunakan pesawat SU Sukhoi 27 yang buatan Uni Soviet pada 1976-1978 untuk menjaga Air Force Rusia.

"Ketika bicara alutsista yang sudah berumur, lihat perang Rusia-Ukraina. Itu masih layak tempur. Kalau kita lihat lagi, Global Military Index, nomor satu ini Israel loh, perang dengan Hamas dia pakai tank Merkava tahun 1978, sudah 45 tahun usianya. Yang terpenting penting dia merawat strukturnya," kata Bobby.

Di tempat yang sama, Wakil Menteri Pertahanan, Muhammad Herindra menjelaskan dalam pengadaan alutsista, Kementerian Pertahanan selalu memperhatikan kebutuhan militer Indonesia. Pihaknya fokus melihat adanya kekosongan pada alat perang.

"Kami selalu diskusikan dengan TNI kita. ada beberapa yang harus diperbaiki. mengadakan alat perang itu metode bottom up, kalian perlu apa sih, kita kalkulasi berapa anggaran tersedia," kata Herindra.

"Kami melihat kekosongan yang perlu pengadaan cepat. Beli baru enggak bisa cepat, ada uang pun belum tentu bisa beli yang ada tersedia itu bukan cuma bekas, tapi siap pakai," lanjutnya. (Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat