visitaaponce.com

Patung Jokowi di Karo Dinilai sebagai Pengkultusan Individu

Patung Jokowi di Karo Dinilai sebagai Pengkultusan Individu
Presiden Joko Widodo(Antara)

WARGA Liang Melas Datas, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, membangun patung Presiden Joko Widodo dengan dana Rp2.5 miliar. 

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai hal tersebut adalah kemubaziran.

“Anggaran sebesar itu tentunya mubazir hanya untuk sebuah patung. Apalagi dalam situasi ekonomi yang masih sulit, membangun patung hanya untuk ucapan terimakasih, tentu tindakan tidak tepat,” terangnya.

Baca juga: Peringatan Jokowi terkait Intervensi Pemilu Disangsikan

Menurutnya, kalau warga setempat punya dana sebesar itu, lebih baik digunakan untuk perbaikan sarana umum. Termasuk tentunya pelebaran jalan di wilayah tersebut. Hal itu akan lebih bermanfaat bagi masyarakat setempat. 

Jokowi juga idealnya menolak pembuatan patung dirinya. Sebab, patung-patung seperti itu hanya lazim dibuat di zaman kerajaaan atau di negara-negara yang belum demokratis.

Baca juga: Pernyataan Presiden Jokowi Hanya Sekadar Janji

Jamiluddin mengungkapkan patung dibuat untuk mewariskan kehebatan atau prestasi pemimpin kepada generasi berikutnya. Pada era itu masih wajar karena salah satu upaya mewariskan prestasi pemimpin pada umumnya melalui patung.

Di era modern ini, prestasi pemimpin sudah dapat didokumentasikan melalui berbagai media komunikasi. Karena itu, tanpa patung, prestasi pemimpin akan dapat didokumentasikan untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.

“Jadi, kalau ingin mewariskan prestasi Jokowi, cukup menggunakan media komunikasi modern. Dengan media ini, tidak perlu menggunakan dana besar tapi menguasai ruang dan waktu,” tandasnya.

Karena itu, mewariskan prestasi presiden melalui patung sudah saatnya ditinggalkan. Cara itu sudah ketinggalan zaman.

“Cara itu juga upaya mengkultuskan seseorang. Tentu hal itu tak sesuai dengan paham demokrasi yang mengedepankan kesetaraan. Karena itu, sudah selayaknya pengkultusan individu melalui patung ditanggalkan di negeri tercinta,” pungkas mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu. (RO/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat