Luncurkan Buku, Sudirman Said Ingatkan Soal Kepatutan
![Luncurkan Buku, Sudirman Said Ingatkan Soal Kepatutan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/4922f3c8103228b6fb684c0a7ef59895.jpg)
MANTAN Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meluncurkan buku berjudul Bergerak dengan Kewajaran di Teater Salihara, Jakarta, Kamis (30/11). Dalam bukunya, Sudirman mengontekstualkan konsep kewajaran dengan kepatutan dan kepantasan yang dinilainya mulai sering ditinggalkan. Itu termasuk dalam ranah hukum.
"Kenyataannya, betapa banyak aturan-aturan bahkan konstitusi pun diubah untuk kepentingan diri dan keluarga. Jadi ini satu pesan kepada publik, para penyelenggara negara, bahwa pada akhirnya standar kepatutan itu yang diperlukan untuk menjaga bangsa ini makin maju, makmur, makin adil," ujarnya.
Co-Captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) pada Pemilu 2024 itu berpendapat bahwa memaknai konsep kewajaran harus kembali pada standar etik. Sebab, etika merupakan standar tertinggi, khususnya dalam urusan kepemimpinan.
Baca juga: Ketua DPP PAN Soetrisno Bachir Gabung ke AMIN karena Anies
Menurutnya, bersikap legalistik saja tidak cukup bagi seorang pemimpin. Sebab, aturan hukum pada kenyataannya dapat diubah-ubah. Oleh karena itu, melihat kondisi politik saat ini, Sudirman mengatakan perlu kerja keras untuk menjaga kewajaran.
Peluncuran buku setebal 409 halaman itu ditanggapi oleh peneliti senior bidang politik pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) R Siti Zuhro, tokoh pemberantasan korupsi Erry Riyana Hardjapamekas, dan alumnus program Institut Harkat Negeri Siti Hardianti Darma Pertiwi.
Baca juga: Susi Pudjiastuti dan Jusuf Kalla Gabung AMIN? Ini Kata Tim Pemenangan
Siti Zuhro menilai cara berpikir Sudirman dalam buku tersebut menunjukkan pengalaman empiris yang luar biasa. Menurutnya, salah satu intisari dari pemikiran Sudirman adalah humanis, yakni membangun Indonesia secara bersama-sama.
Sudirman, lanjutnya, juga berupaya meredam politisasi identitas di Indonesia yang menyebabkan masyarakat terpolarisasi. Bagi Siti, upaya tersebut relevan dengan konsep keindonesiaan.
"Indonesia harus dibangun secara bersama karena jauh sebelum Indonesia ada, karakter bangsa Indonesia adalah majemuk," tandasnya. (Tri/Z-7)
Terkini Lainnya
Menteri ESDM Dukung Smelter Nikel Ceria Gunakan Energi Terbarukan
Volume Elpiji Subsidi Turun Gara-Gara Beli Pakai KTP
Menteri ESDM Ungkap Ada Usulan Harga Pertalite Naik
Menteri ESDM: Tarif Listrik Tidak Naik hingga September 2024
DPR dan Pemerintah Sepakati Asumsi Sektor ESDM untuk RAPBN 2025
ESDM Jatim Intensif Lakukan Sosialisasi LPG 3 Kg Pakai KTP
Kenali Pasangan, Keluarganya, Histori Diri sebelum Nikah
IKAPI Sambut Permenkumham 15/2024, Pencipta dan Penerbit Lebih Dihargai
Negara Berkembang Korban dari GDP Oriented
Reza Rahadian Klaim Heartbreak Motel Karya Adaptasi Buku Ika Natassa Terbaik
Pimpinan Fatijja Luncurkan Buku Terbaru Tingkatkan Pemahaman Agama Generasi Muda
Guru Besar Unas Yuddy Chrisnandi Luncurkan Buku ke-17, Tekankan Pentingnya Perdamaian Dunia
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap