visitaaponce.com

Tim Anies dan Ganjar sebut Cawapres Butuh Ruang untuk Debat

Tim Anies dan Ganjar sebut Cawapres Butuh Ruang untuk Debat
Kantor KPU RI di Menteng Jakarta Pusat.(MI)

PERUBAHAN format debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) oleh KPU RI pada Pilpres 2024 menuai kritik. Pasalnya, KPU memutuskan untuk menyandingkan capres dan cawapres di atas panggung dalam lima rangkaian debat yang bakal digelar.

Juru bicara Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), Billy David Nerotumilena menyayangkan perubahan format tersebut, meski KPU tetap mengalokasikan dua dari lima agenda debat untuk cawapres. Sebab pada kegiatan debat cawapres yang digelar KPU pada Pilpres 2019, hanya cawapresnya saja yang tampil di atas panggung.

"Kita ingin lihat debat khusus cawapres seperti sebelumnya. Semoga KPU bukan ingin mengakomodir kepentingan tertentu," kata Billy kepada Media Indonesia, Sabtu (2/12).

Baca juga: Belum Diskusi, Anies Kaget Konsep Debat Publik Sudah Diumumkan

Amin sendiri, lanjutnya, siap dan optimistis menyambut kegiatan debat sebagai salah satu metode kampanye yang diselenggarakan KPU. Menurut Billy, Anies dan Muhaimin adalah dwitunggal yang diyakini mampu memanfaatkan panggung debat dengan optimal.

Senada dengan pihak Amin, juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Aiman Witjaksono juga menyayangkan perubahan format debat pada Pilpres 2024. Tak hanya 2019, format debat kali ini juga disebutnya berbeda dengan Pilpres 2014.

Baca juga: Cawapres bakal Didampingi Capres Saat Debat

"Kita tidak bisa mendengarkan masing-masing pasangan untuk bicara gagasannya yang lebih orisinil, karena selalu hadir berdua (di atas panggung)," jelas Aiman.

Aiman berharap, perubahan format debat tersebut jangan sampai mengonfirmasi anggapan yang bergema bahwa salah satu cawapres pada kontestasi Pilpres 2024 takut berdebat.

Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia Neni Nur Hayati berpendapat, perubahan format debat yang dilakukan KPU memperlihatkan bahwa penyelenggaraan pemilu kali ini dalam kondisi kritis. Ia menyebut nalar kewarasan dan akal sehat demokrasi sedang diuji.

"Indikasi untuk melindungi salah satu cawapres memang tidak mudah dibuktikan, tetapi sinyal ini sangat terasa mengarah ke mana," ujarnya.

 

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat