visitaaponce.com

Pemilih Pemula Jenuh dengan Gimik Janji Manis Kampanye

Pemilih Pemula Jenuh dengan Gimik Janji Manis Kampanye
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (tengah) menyalami warga saat kampanye(Antara)

GENERASI Z sebagai pemilih pemula pada Pemilu 2024 tidak sekadar membutuhkan model kampanye yang dipenuhi gimik semata. Mereka meminta calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tidak hanya mengandalkan gimik selama kampanye.

Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) sekaligus Vice Director Amnesty International Indonesia Chapter UI Muhamad Russel Anggalaksana mengatakan pemilih muda membutuhkan substansi atas visi-misi dan program para capres-cawapres.

"Media sosial ini bisa dimanfaatkan bukan hanya untuk tanda kutip menciptakan gimik-gimik, janji-janji manis saja, tapi juga untuk memberikan kami sebuah kepastian, sebuah komitmen, dan juga substansi yang diberikan juga secara objektif dapat menjawab permasalahan yang ada," ujarnya saat ditemui di Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (6/12).

Baca juga : Kampanye Kredit Start-up Milenial Bentuk Keberpihakan pada Anak Muda

Ia meminta pasangan capres-cawapres menempatkan pemilih muda sebagai bagian dari pihak yang dapat diajak dalam pengambilan kebijakan. Adapun Sekretaris Amnesty International Indonesia Chapter UIN Syarif Hidayatullah Siti Shafiyah Nur Ubai menyoroti gaya kampanye capres-cawapres di media sosial selama ini baru dipenuhi dengan gimik gemoy dan joged-joged.

Baca juga : Timnas AMIN : Pelibatan Influencer Perlu Tetap Jaga Logika dan Etika

"Saya pribadi pengin kita semua jangan sampai bergeser fokusnya. Jangan sampai kegemoyan itu mendiskreditkan niat kita untuk memilih calon sesuai visi-misi mereka yang sesungguhnya gitu," jelas Shafi.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Direktur Amnesty International Indonesia Wirya Adiwena menilai kampanye pasangan calon yang hanya fokus pada gimik guna mendulang suara anak muda sebenarnya merupakan strategi yang reduksionis dan mengerdilkan peran aktif kaum muda itu sendiri.

Baginya, anak muda selalu memiliki peran penting sejak Indonesia berdiri sebagai republik. "Jadi kalau ada yang melihat anak-anak muda hanya sekadar tempat mendulang suara, dikasih gimik-gimik apalah, terus kemudian bakal mudah terkibuli, saya pikir itu adalah strategi yang sangat tidak bijaksana dan sangat sinis," tandas Wirya. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat