Pemilih Pemula Jenuh dengan Gimik Janji Manis Kampanye
![Pemilih Pemula Jenuh dengan Gimik Janji Manis Kampanye](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/ade389970366bad5e04bb290329bd18e.jpg)
GENERASI Z sebagai pemilih pemula pada Pemilu 2024 tidak sekadar membutuhkan model kampanye yang dipenuhi gimik semata. Mereka meminta calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tidak hanya mengandalkan gimik selama kampanye.
Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) sekaligus Vice Director Amnesty International Indonesia Chapter UI Muhamad Russel Anggalaksana mengatakan pemilih muda membutuhkan substansi atas visi-misi dan program para capres-cawapres.
"Media sosial ini bisa dimanfaatkan bukan hanya untuk tanda kutip menciptakan gimik-gimik, janji-janji manis saja, tapi juga untuk memberikan kami sebuah kepastian, sebuah komitmen, dan juga substansi yang diberikan juga secara objektif dapat menjawab permasalahan yang ada," ujarnya saat ditemui di Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (6/12).
Baca juga : Kampanye Kredit Start-up Milenial Bentuk Keberpihakan pada Anak Muda
Ia meminta pasangan capres-cawapres menempatkan pemilih muda sebagai bagian dari pihak yang dapat diajak dalam pengambilan kebijakan. Adapun Sekretaris Amnesty International Indonesia Chapter UIN Syarif Hidayatullah Siti Shafiyah Nur Ubai menyoroti gaya kampanye capres-cawapres di media sosial selama ini baru dipenuhi dengan gimik gemoy dan joged-joged.
Baca juga : Timnas AMIN : Pelibatan Influencer Perlu Tetap Jaga Logika dan Etika
"Saya pribadi pengin kita semua jangan sampai bergeser fokusnya. Jangan sampai kegemoyan itu mendiskreditkan niat kita untuk memilih calon sesuai visi-misi mereka yang sesungguhnya gitu," jelas Shafi.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Direktur Amnesty International Indonesia Wirya Adiwena menilai kampanye pasangan calon yang hanya fokus pada gimik guna mendulang suara anak muda sebenarnya merupakan strategi yang reduksionis dan mengerdilkan peran aktif kaum muda itu sendiri.
Baginya, anak muda selalu memiliki peran penting sejak Indonesia berdiri sebagai republik. "Jadi kalau ada yang melihat anak-anak muda hanya sekadar tempat mendulang suara, dikasih gimik-gimik apalah, terus kemudian bakal mudah terkibuli, saya pikir itu adalah strategi yang sangat tidak bijaksana dan sangat sinis," tandas Wirya. (Z-8)
Terkini Lainnya
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
PKS Menyerahkan Pembentukan Koalisi Pilkada Jakarta Kepada Anies
Peta Koalisi Parpol di Pilpres dan Pilkada Diperkirakan Berbeda
Anies Maju Pilgub Jakarta, Suasana Politik Dinilai Serupa Pilpres 2024
Kader Barisan 8 Center Dipersiapkan Maju di Pilkada 2024
Putusan PN Jakpus Langgar UUD 1945
DPR Harap Pemilih Pemula Aktif Terlibat dalam Pemilu 2024
89% Pemilih Pemula di Jakarta Sudah Rekam Data Kependudukan
Banyak Pemilih Pemula belum Memahami Pemilu 2024
Masa Depan Anak Perlu Dibahas dalam Debat Capres Terakhir
Pemkot Depok Kebut Perekaman E-KTP Pemilih Pemula
Pesta Demokrasi di Tengah Bonus Demografi, Kesempatan Pemuda Jadi Aktor Utama
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap