Amnesty Amini Pernyataan Anies Perihal Solusi Konflik Papua
![Amnesty Amini Pernyataan Anies Perihal Solusi Konflik Papua](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/ad86ac51aa444df317d61d9ff22e30c0.jpg)
DIREKTUR Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menegaskan dialog merupakan solusi yang perlu diambil untuk mengakhiri tren kekerasan yang terjadi di Papua.
Hal itu disampaikannya menanggapi debat calon presiden (capres) perdana yang berlangsung di halaman Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12) malam.
Pernyataan Usman itu juga sekaligus senada dengan jawaban yang dilontarkan capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan saat menjawab pertanyaan seputar solusi kekerasan di Papua.
"Solusi dialog perlu dalam mengakhiri tren kekerasan, konflik, dan pelanggaran HAM di Papua. Itu aspirasi orang asli Papua," ujar Usman lewat keterangan tertulis yang diterima Media Indonesia, Rabu (13/12).
Baca juga : Poros Buruh Sidoarjo Siap Menangkan Pasangan AMIN Satu Putaran
Kendati demikian, Usman masih menyayangkan belum adanya solusi yang ditawarkan dari para capres terkait kebijakan pengungsi internal, pembebasan sandera pilot Selandia Baru, penguatan Majelis Rakyat Papua (MRP), serta pembentukan pengadilan HAM di Papua. Baginya, hal tersebut sama-sama mendesak.
Baca juga : Junjung Netralitas untuk Jaga Muruah Demokrasi
Usman juga menyoroti jawaban capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto yang masih mengedepankan pendekatan militeristik, retorika antiasing, serta pendekatan ekonomi. Baginya, pandangan seperti yang disampaikan Prabowo dalam debat capres semalam justru membuat kekerasan dan konflik di Bumi Cenderawasih tak pernah berhenti.
"Kajian terbaru Lemhanas menunjukkan pertumbuhan ekonomi gagal meredam kekerasan dan konflik," terang Usman.
Di samping masalah Papua, Amnesty juga menilai para capres belum menyentuh upaya penguatan Komnas HAM serta revisi Undang-Undang Peradilan Militer.
Adapun terkait penyelesaian 12 kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, Usman menilai hal itu bukan semata pekerjaan rumah (PR) seorang presiden, tapi juga DPR.
"Inilah PR besar yang hingga kini belum ditangani baik oleh pemerintahan saat ini dan menjadi tugas besar ke depan," tandasnya. (Z-8)
Terkini Lainnya
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Proses Pelaporan Inovasi Daerah Papua akan Dipermudah
Imunitas masih Rendah, Bahaya Malaria masih Intai Anak
Prakiraan Cuaca Rabu (19/6) di Wilayah Indonesia: Potensi Hujan dan Gelombang Laut
Aktivitas Ekonomi dan Sosial di Papua Berjalan Normal
Respons All Eyes On Papua, DPR Minta Persoalan Alih Fungsi Lahan Libatkan Para Ketua Adat
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap