visitaaponce.com

Sulit Memprediksi Suara Nahdliyin dalam Pilpres 2024

Sulit Memprediksi Suara Nahdliyin dalam Pilpres 2024
Bendera dan logo NU(Dok.MI)

SULIT untuk menebak kecenderungan nahdliyin (warga NU) dalam Pilpres 2024. Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM, Abdul Gaffar Karim menilai, PKB berpeluang mengambil ceruk suara nahdliyin (warga NU).

Ia menyebutkan, NU susah untuk dilepaskan dari politik praktis. NU merupakan jam'iyah yang sangat besar dan kepentingan politiknya pasti ada.

"NU juga punya DNA yang sangat kuat karena lama sebagai partai politik dari 1952 sampai 1973 dan 1973 sampai 1984 menjadi bagian dari partai politik," kata dia di Kampus Fisipol UGM usai diskusi Suara Politik Fisipol UGM untuk Demokrasi yang Berkualitas, Selasa (30/1)

Baca juga: Anies Baswedan: Pecat Kiai Bakal Kualat

Ia mengatakan, yang disampaikan KH Mustofa Bisri (Gus Mus), tugas NU untuk memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres, sangat penting untuk menjaga etos NU saat ini, yaitu NU tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik elektoral atau politik praktis.

"Apakah itu dapat mengerem kecenderungan (pengurus) PBNU terhadap 02, saya tidak yakin. Saya kira, itu bagian dari ekspresi untuk menyeimbangkan saja," kata dia.

Baca juga: Ketua PBNU tegaskan Netralitas NU sebagai Organisasi

Namun, walaupun PBNU memiliki arah dukungan politik, namun warga NU belum tentu mengikutinya. Pasalnya, keputusan warga NU diputuskan oleh masing-masing individu dan ulama-ulama panutan di lingkup mereka masing-masing.

Ia mengatakan, suara NU akan terbagi ke tiga pasangan capres yang ada dan sulit untuk memprediksi suara mayoritas Nahdliyin.

Namun, ia meyakini, PKB masih menjadi mesin politik yang secara sosiologi sah untuk mengeklaim dirinya sebagai suara NU.

"Ada peluang bagi PKB untuk mengambil ceruk terbesar dari warga NU kalau manajemen politiknya bagus," kata dia. Abdul Gaffar menilai, selama ini, PKB tidak terlalu bagus dalam memanage kepentingan politiknya di NU. (AT/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat