Pakar Prediksi Indeks Demokrasi Indonesia Merosot Lagi Tahun Depan
![Pakar Prediksi Indeks Demokrasi Indonesia Merosot Lagi Tahun Depan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/ad20e5ebddf3d75b18dea62c84105556.jpg)
SEJUMLAH pakar memprediksi Indeks Demokrasi Indonesia yang disusun Economist Intelligence Unit (EIU) untuk tahun depan akan merosot lagi. Sebab, EIU dinilai belum merangkum dugaan praktik kecurangan yang meliputi penyelenggaraan Pemilu 2024 lewat laporan yang dikeluarkan pada Kamis (15/2).
Rilis terbaru EIU yang menggambarkan Indeks Demokrasi 2023 menempatkan Indonesia di peringkat 56 dari 167 negara dengan skor 6,53. Skor dan peringat itu turun dibanding torehan tahun lalu yang menempatkan Indonesia di posisi 54 dengan skor 6,71. EIU masih mengelompokkan Indonesia sebagai negara flawed democracy alias demokrasi cacat.
Dalam laporan teranyarnya, skor indikator penyusun Indeks Demokrasi untuk Indonesia, yakni proses pemilu dan pluralisme, masih sama dengan capaian tahun lalu, yaitu 7,92. Indonesia hanya mengalami penurunan untuk indikator kebebasan sipil, yakni 5,29, dibanding 6,18 pada indeks tahun lalu.
Baca juga : H-10 Pemilu 2024, Anak Muda masih Bingung Pilih Siapa!
Ketua Pusat Kajian Demokrasi, Konstitusi, dan Hak Asasi Manusia (Pandekha) Universitas Gadjah Mada, Yance Arizona berpendapat, pemenang Pilpres 2024 versi quick count sejumlah lembaga survei tidak menunjukkan adanya harapan untuk memperbaiki kondisi demokrasi di Indonesia. Apalagi, proses pemenangannya disokong dugaan praktik kecurangan sebagaimana dibongkar film dokumenter Dirty Vote.
"Demokrasi bisa mati ketika yang terpilih dalam mekanisme demokrasi adalah orang yang punya komitmen lemah terhadap institusi demokrasi dan hukum," jelas Yance kepada Media Indonesia, Sabtu (17/2).
Menurutnya, kondisi yang terjadi di Indonesia adalah otoritarianisasi. Flawed demokrasi seakan-akan menunjukkan Indonesia masih menjadi negara demokrasi. Namun pada praktiknya, Yance menyebut hampir semua lembaga negara sebenarnya dikendalikan oleh pemerintah, termasuk institusi penyelenggara pemilu.
Baca juga : Kemunduran Kualitas Demokrasi Makin Terasa
"Pemilu 2024 justru sepertinya akan mempercepat otoritarianisasi karena lemahnya pemimpin yang terpilih secara demokratis terhadap prinsip-prinsip demokrasi," tandasnya.
Senada dengan Yance, peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor juga memprediksi Indeks Demokrasi Indonesia tahun depan yang dikeluarkan EIU bakal turun lagi.
Ia menilai jebloknya skor dan peringkat Indeks Demokrasi di Indonesia sebagai hal yang wajar. Sebab, pemerintah saat ini tidak memiliki komitmen dan cenderung membiarkan Indeks Demokrasi tahun sebelumnya.
Baca juga : Intervensi Kekuasaan Membuat Prinsip Demokrasi Terdegrasi
"Bahwa demokrasi kita tidak akan segera pulih kalau tidak ada suatu hal yang luar biasa yang dilakukan oleh pemerintah saat ini," kata Firman. (Z-3)
Terkini Lainnya
Langgar Kode Etik, DKPP Pecat Tiga Penyelenggara Pemilu
Urus Kampanye Pilkada 2024, KPU-Bawaslu Diminta Belajar dari Pemilu 2024
Partisipasi Warga Jakarta untuk Pemilu 2024 Capai 78%
Perputaran Uang Pemilu 2024 Mencapai Rp80 Triliun
Menteri PPPA: Pelaku Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Harus Diberikan Efek Jera
Bawaslu Cegah Calon Berkampanye Sebelum Pemilu Ulang 2024
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap