Tiga Ancaman Besar Pengaruhi Pertahanan IKN
![Tiga Ancaman Besar Pengaruhi Pertahanan IKN](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/8da12610b81b39e7021289051d28168c.jpg)
PERTAHANAN Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi keutamaan bagi Indonesia. Posisi IKN saat ini mendekat ke ancaman konflik di utara, meski Indonesia tidak terlibat langsung tetapi efek dan dampak konflik akan memengaruhi.
Komandan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI Marsekal Madya Samsul Rizal menganalisis, ada tiga proyeksi ancaman bagi Indonesia di sekitar IKN. Pertama, militerisasi pulau di Laut China Selatan oleh Tiongkok. Kedua, pembukaan kembali pangkalan AS di Filipina. Ketiga, ketegangan di Taiwan.
"Perpindahan ibu kota membawa center of gravity (CoG) Indonesia mendekat ke berbagai proyeksi ancaman yang ada di utara. Tidak secara langsung terlibat, tetapi efek dampak dari konflik itu akan memengaruhi," tegas jenderal bintang tiga itu di Jakarta, Rabu (3/4/2024).
Baca juga : Menteri PUPR: Presiden Terpilih Dilantik di IKN
Ia memaparkan saat ini konflik telah mengalami peralihan dan memasuki peperangan generasi kelima yang menekankan pada aksi militer nonkinetik, seperti rekayasa sosial, misinformasi, serangan siber, dan artificial intelligence (AI) yang sepenuhnya otonom. Konsep Revolution Military Affaris (RMA) yaitu perubahan paradigma dalam karakter dan bagaimana perang dijalankan, dengan ciri penggunaan teknologi baru ke dalam sistem militer yang digabungkan dengan konsep operasional yang inovatif dan adaptasi organisasional. "RMA bukan hanya penggunaan teknologi mutakhir di dalam sistem militer, melainkan melibatkan perubahan mendasar dalam doktrin dan organisasi yang sesuai dengan perubahan tersebut."
Konsep smart security and smart defense, jelas Samsul Rizal, dari sisi smart security ialah penerapan teknologi informasi, combat cloud, operasi lintas medan, dan fusi (penyatuan). Sementara dalam aspek smart defense terdiri dari informasi, penginderaan, serangan, dan komando. Implementasinya, adalah akuisi kekuatan utama yang dapat menghasilkan efek deterrence merupakan hal krusial.
Alusista yang diakuisisi harus harus berbasis teknologi terkini. Penggunaan alutsista secara integratif dan kolaboratif. Penggunaan alutsista yang yang dapat digunakan secara lintas matra dapat memaksimalkan fungsi dan kegunaan alusista. "Penggunaan smart defense melalui integrasi sistem dan penggunaan alusista kolaboratif dapat menciptakan efisiensi anggaran dari alutsista, menyeimbangkan penangkalan potensi ancaman dan pemberian ruang fiskal," paparnya.
Baca juga : Otorita IKN dan Alumni Atma Jaya Yogyakarta Sosialisasi Pengelolaan Gedung IKN
Pembangunan postur pertahanan IKN melalui smart defense dibutuhkan pemenuhan terhadap aspek teknologi dan sumber daya manusia. "Teknologi berperan sebagai tulang punggung dalam implementasi konsep Pertahanan 5.0 di IKN," tegasnya. Ia menyebutkan biaya untuk teknologi ini dibutuhkan anggaran besar.
Sumber daya manusia berfungsi sebagai pengendali utama teknologi dan pengambil keputusan kritis. SDM militer perlu memiliki kepekaan terhadap perkembangan teknologi terbaru, pemahaman mendalam tentang taktik dan strategi kontemporer, serta kemampuan untuk mengelola sumber daya manusia dan teknologi secara efektif dalam operasi Pertahanan 5.0. Smart defense juga mengintergrasikan matra darat, matra laut, dan matra udara.
Direktur Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Lemdiklat Polri Brigjen Indarto memaparkan aspek keamanan di IKN yang disebutkan sebagai pemolisian harmoni. Ia menyebut dalam penerapan smart policing harus berorientasi pada pelayanan masyarakat dana bukan hanya aspek keamanan. Soalnya, ketika teknologi cerdas itu diterapkan ada isu intervensi privasi, intervensi hak-hak warga negara, dan kekhawatiran akan keamanan data.
Pemolisian harmoni, sebut Indarto, pemeliharaan keamanan yang modern dan manusiawi. Dengan pemolisian harmoni, smart policing digabungkan dengan community policing, yakni masyarakat dilibatkan dalam menentukan pengawasan seberapa etis smart policing . Ada dua hal yang diterapkan, pertama partnership, kemitraan. Kedua, problem solving, pemecahan masalah masyarakt dengan konteks masalahnya. (RO/Z-2)
Terkini Lainnya
Progres Jalan Sumbu Kebangsaan Timur IKN Capai 67,90%
Proyek Pengendalian Banjir Sungai Sepaku di IKN Dilanjutkan
Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 Tidak di IKN, Akan Digelar di Senayan
Bathtub Berwarna dan Berteknologi Awet Panas Hadir di Indonesia
Kotawaringin Timur Siap Jadi Penyangga Pangan IKN
Pendanaan APBN untuk IKN hingga Mei Capai Rp5,5 Triliun
Dampak Pembangunan IKN Terhadap Masyarakat Kaltim Jadi Perhatian
Badan Bank Tanah Sediakan Lahan untuk Bangun Ecocity Penunjang IKN
20 Pertanyaan Trivia tentang Geografi, Paling Seru Dimainkan Bersama Keluarga
BMKG Modifikasi Cuaca untuk Percepat Pembangunan IKN
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap