visitaaponce.com

Upaya Prabowo Subianto Meniadakan Oposisi akan Ditolak Megawati Soekarnoputri

Upaya Prabowo Subianto Meniadakan Oposisi akan Ditolak Megawati Soekarnoputri
Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto(Antara)

PENGAMAT Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad menilai upaya presiden terpilih Prabowo Subianto merangkul semua partai bergabung ke pemerintahan akan ditolak oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Sikap konsistensi sang ketua umum dalam mengkritik kecurangan tahapan pemilu 2024 jadi faktor PDIP tidak akan bergabung ke pemerintahan selanjutnya.

"Dari sikap ketegasan Bu Megawati menyikapi perselisihan hasil suara di Mahkamah Konstitusi. Dengan kritik yang disampaikan banyak sekali mulai dari abuse of power lalu juga menyinggung etika. Itu sikap penegasan luar biasa dari Megawati," kata Nyarwi saat dihubungi, Selasa (16/4).

Menurutnya, kritik itu juga bagian dari suara basis pemilih PDIP di akar rumput. Nyarwi justru melihat terlalu beresiko jika PDIP bergabung ke pemerintahan karena bisa ditinggal basis pemilihnya.

Baca juga : Prabowo Disarankan Minta Izin ke Megawati untuk Pinang Gibran jadi Cawapres

"Sangat beresiko kalau PDIP atas nama kompromi dengan narasi baik sekalipun, misalnya atas dasar gotong royong dan pembangunan bangsa kemudian meninggalkan basis pendukungnya. Saya kira PDIP tidak akan mengambil resiko seperti itu," jelasnya.

Meskipun ada hubungan baik antara Prabowo dan Megawati, Nyarwi justru melihat PDIP akan menentukan konsistensinya bisa tetap berada di luar pemerintahan.

"Tidak ada masalah PDIP dengan Gerindra, lalu Prabowo dan Megawati. Tapi politik tidak melihat relasi personal saja, tapi harus mempertimbangkan kecenderungan basis pemilih dan orientasi ideologi," jelasnya.

Nyarwi menilai upaya Prabowo untuk meniadakan oposisi dengan merangkul semua partai politik bisa mematikan demokrasi di Indonesia. Menurutnya, perlu ada partai di luar pemerintahan yang jadi penyeimbang kebijakan.

"Dan PDIP sekarang menemukan momentum untuk menunjukan orientasikan dirinya. Publik masih berharap ada entitas politik yang juga berjalan di luar pemerintahan yang jadi penyeimbang," jelasnya. (Mal/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat