Praperadilan Bupati Nonaktif Sidoarjo Digelar, KPK Akhirnya Hadir
PENGADILAN Negeri Jakarta Selatan kembali menggelar sidang praperadilan terkait penetapan tersangka terhadap Bupati nonaktif Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, hari ini, Senin (13/5). Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menghadiri gugatan tersebut.
“Informasi yang kami terima, tim biro hukum KPK, hari ini, 13 Mei 2024, bertempat di PN Jakarta Selatan hadir di sidang praperadilan tersangka AMA (Ahmad Muhdlor Ali),” kata juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri melalui keterangan tertulis, Senin (13/5).
KPK mangkir dengan dalih butuh menyiapkan sejumlah berkas dalam persidangan sebelumnya. Dalam peradilan nanti, Lembaga Antirasuah mengeklaim siap memberikan bukti hukum terkait pemberian tersangka terhadap Muhdlor.
Baca juga : Wabup Sidoarjo Ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Usai Bupati Muhdlor Ditahan KPK
“Kami akan jelaskan dan buktikan bahwa seluruh proses penyidikan perkara dimaksud telah sesuai dan tentu patuh pada aturan hukum dan seluruh ketentuan yang ada,” ujar Ali.
KPK berharap persidangan itu berjalan dengan independen. Peradilan juga diharap berjalan sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku.
Sebelumnya, KPK menyebut operasi tangkap tangan (OTT) di Kabupaten Sidoarjo tidak sempurna. Akibatnya, pelaku dijerat bergantian layaknya pembangunan kasus.
Baca juga : PN Jaksel Gelar Sidang Praperadilan Bupati Sidoarjo Hari Ini
“Kenapa ini kan OTT kok lambat? Perlu kami jelaskan bahwa, tadi juga sudah dijelaskan sebetulnya oleh beliau bahwa OTT ini tidak sempurna OTT ini,” kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, 8 Mei 2024 lalu.
Asep menjelaskan pihaknya gagal menangkap semua pelaku dalam tindak pidana pemotongan dana ASN di Sidoarjo tersebut. Teranyar, Bupati nonaktif Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali ditahan usai ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Penanganan kasus atas OTT itu juga dilakukan dengan model yang tidak biasa. Menurut Asep, konsep penangkapan biasanya menggunakan metode dalam ke pinggir, atau pelaku utama yang menyeret pihak lain.
“Sehingga model yang kita kembangkan atau cara yang kita kembangkan dalam melakukan penyidikan itu menggunakan cara dari luar ke dalam,” ujar Asep.
Penanganan kasus di Sidoarjo ini juga diakui KPK sangat lambat. Karena, penyidik harus mengumpulkan bukti lebih dahulu setelah penangkapan untuk mengembangkan perkara. (Z-1)
Terkini Lainnya
Kasus Bansos Presiden Masih Berkaitan dengan OTT Juliari Batubara
Novel Baswedan: OTT Kunci Penting Ungkap Kasus Besar, Bukan Hiburan
OTT Bukan Hiburan, Tapi Teknik Menakutkan bagi Pejabat Koruptor
KPK Yakin Gazalba Saleh Bakal Kooperatif
Sudah Bayar Mahal, Maksimalkan Bidik Buron
Terobos Perlintasan Jalur Ganda, Pengendara Sepeda Motor Tewas Tertabrak KA Sancaka
Ibu dan Bayi Meninggal di Indekos Diduga Korban Pembunuhan
Seorang Perempuan Ditemukan Meninggal di Indekos Bersama Bayinya
Furnitur dan Komponen Bangunan asal Sidoarjo Tembus Pasar Global
Diduga Ada Tindakan Asusila pada Santriwati, Pesantren Mahdiy Sidoarjo Didemo Warga
Metode Pembelajaran Aktif Ajak Siswa Lebih Interaktif
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap