visitaaponce.com

Nagari Tapakis Jadi Pintu Masuk Islam di Minangkabau

Nagari Tapakis Jadi Pintu Masuk Islam di Minangkabau
Belasan peziarah menunggu giliran masuk ke lokasi Makam Syekh Burhanuddin di Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar.(ANTARA/Aadiyat MS)

PARA pedagang Arab muslim tiba di pantai barat Sumatra pada abad ke-14 hingga abad ke-17. Ialah Syekh Burhanuddin, tokoh muslim murid dari Syekh Madinah yang berperan penting dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Nagari Tapakis, Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman.

Berbagai literatur menunjukkan peran Nagari Tapakis sangat penting karena menjadi pintu masuk Islam pertama ke Minangkabau. Muhammad Nur MS dan Syafrizal yang menulis tentang Riwayat Peradaban Awal Islam Minangkabau di Nagari Tapakis menyebutkan penyebaran agama Islam dilakukan melalui jalur perdagangan. Pelaut Muslim asal Arab, Persia, dan Gujarat intens berniaga dengan penduduk lokal sembari menyampaikan ajaran Islam.

Agama Islam dinilai cocok dengan falsafah adat Minangkabau yang memang sudah mengakar lama, yakni adat bersandikan syara’, syara’ bersandikan kitabullah. Penyebaran ajaran Islam terus meluas dan semakin mantap di Nagari Tapakis. Para pedagang Arab juga melangsungkan pernikahan dengan perempuan Minang.

Pada abad 15 Masehi, dakwah Islam dari saudagar Aceh semakin pesat dan menjangkau seluruh penduduk pesisir Minangkabau. Pendidikan Islam pada masa itu juga mulai menjalar.

Perkembangan pesat Islam ditandai dengan adanya tahap ketiga, yaitu perpindahan dari daerah rantau (pesisir) ke darek (dataran tinggi). Peneliti etnografi asal Prancis, Claire, menyampaikan bahwa wilayah darek memang lebih belakangan menerima ajaran Islam. Hal itu disebabkan banyak penduduk dan pemangku adat yang memegang ajaran Hindu-Buddha.

Pergerakan dakwah dari pantai ke pedalaman itu dikiaskan dalam Tambo Alam Minangkabau dengan ungkapan, “syara’ mandaki, adat manurun.” Artinya, penyebaran syariat dan ajaran-ajaran Islam mulai naik ke dataran tinggi Minangkabau. "Setelah Nagari Tapakis, Ulakan, menjadi pusat pendidikan Islam, dibangun surau-surau untuk kepentingan jemaah ziarah ke Ulakan. Dibangun pula masjid yang representatif di kompleks makam Syekh Burhanuddin dengan halaman yang cukup luas untuk parkir kendaraan peziarah dan pengunjung lainnya," demikian ditulis M Nur dan Syafrizal.

Surau pertama di Minangkabau berdiri di Nagari Tapakis. Syekh Burhanuddin membangun surau itu tidak jauh dari muara Sungai Batang Tapakis bersama dengan penduduk Tapakis. Akibat dari penyebaran Islam di Tapakis dan dilanjutkan Syekh Burhanuddin, secara otomatis terjadi perubahan sosial keagamaan. Mereka yang pada mulanya beragama Hindu-Buddha berubah menganut agama Islam dan aktif belajar agama di surau. (Dis/H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat