visitaaponce.com

Kiamat sebagai Pengingat

Kiamat sebagai Pengingat
Habib Husein Ja'far Al Hadar(kiri).(Dok. Podcast LoginDiCloseTheDor)

MEMPERTANYAKAN datangnya hari kiamat menjadi sebuah hal yang dapat mencederai keimanan umat muslim. Pasalnya, hanya Allah yang mengetahui dan dapat menentukan waktu datangnya hari kiamat kelak. "Kiamat termasuk sebagai perkara yang gaib. Ini termasuk hak preogratif Tuhan untuk tahu tentang hal itu dan menentukan kapan itu. Jadi, ketika kita ada rasa ingin tahu, itu berarti ada nafsu dalam diri kita yang sedang mendorong kita ke jurang ketidakberimanan," ungkap Habib Husein Ja'far Al Hadar dalam Podcast LoginDiCloseTheDor, pekan lalu.

Menurut Habib Ja'far, jika manusia ingin mengetahui kapan terjadinya hari kiamat agar dapat berlomba-loma berbuat kebaikan, hal ini menjadi sebuah kesalahan untuk dilakukan. "Seharusnya kita berbuat baik bukan karena waktu, tapi karena sang pemilik waktu," kata Habib Ja'far.

Lebih lanjut, sebagaimana yang diutarakan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib, beribadah yang baik ialah ibadah yang membayangkan seolah-oleh besok ialah hari kiamat agar manusia dapat menghayati ibadahnya karena besok akan wafat.

Selain itu, Habib Ja'far menegaskan beribadah itu sebaiknya bukan untuk mendapatkan surga dan menghindari neraka, tapi sebagai bentuk syukur kepada Allah. "Ibadah itu kita diedukasi bukan untuk surga atau neraka, tapi sebagai bentuk syukur kepada Tuhan sebagaimana ibadahnya Nabi Muhammad. Beliau itu sudah dipastikan masuk surga, tapi beliau masih melakukan amalan di luar amalan wajib sebagai seorang Nabi dan Rasul. Ini dilakukan karena beliau ingin menjadi hamba yang bersyukur kepada sang pemilik waktu," tegasnya.

Habib Ja'far menyarankan, sebaiknya pembahasan mengenai hari kiamat bukan lagi mengarang mengenai kapan waktu kiamat akan datang, tapi untuk mengingatkan umat muslim bahwa kehidupan di dunia hanya sementara. "Bagi kita orang yang membahas kiamat itu tidak seharusnya mencari tahu waktu kiamat, tapi untuk mengingatkan kita bahwa semua ini akan berakhir dan tempat kita bukan di sini, ini hanya tempat kita meninggal dan tempat kita itu di akhirat sehingga persiapkan diri lu untuk tempat tinggal di sana nanti," ujar Habib Ja'far.

 

Kebangkitan

Habib Ja'far mengatakan bahwa kiamat mengandung arti hari kebangkitan. Hal ini merujuk pada artian setelah kiamat, semua manusia yang hidup di bumi dibangkitkan kembali untuk menjalani kehidupan baru menuju ke alam baru yang disebut alam akhirat. Di akhirat kelak, manusia dikatakan akan menghadapi kehidupan sejati dan menjalani kehidupan yang adil sesuai hukum Tuhan.

"Sejatinya di sana lah kehidupan yang sejati. Di mana hukum itu adalah hukum Allah yang sifatnya adil dan bijaksana. Kalau di dunia kan kita enggak bisa mengandalkan hukum karena berbasis ketidakbijaksanaan dan ketidakadilan," ucapnya.

Hahib Ja'far pun mengutip penyataan Jalaluddin Rumi, seorang spiritualis muslim, yang menyampaikan bahwa sebelum sesorang meninggal dan menjalani kebangkitan serta kehiduapan di akhirat, sebaiknya matikan dulu ego sehingga dapat menjalani hidup sebagai manusia yang berkeadilan dan berkebijaksanaan. "Sehingga ketika nanti dibangkitkan di sana, lu akan menjadi manusia terbaik dan akan menjalani kodrat yang terbaik juga," tandasnya. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat