visitaaponce.com

Perempuan Diingatkan Waspadai Infeksi Saluran Kemih Saat Mudik

Perempuan Diingatkan Waspadai Infeksi Saluran Kemih Saat Mudik
Ilustrasi(Pexels)

IDUL fitri, khusunya di Indonesia identik dengan mudik. Dalam perjalanan pulang ke kampung halaman terkadang Anda terpaksa menahan keinginan untuk buang air kecil karena masalah waktu, macet, dan lainnya. Hati-hati karena hal itu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih terutama pada perempuan.

Dokter spesialis urologi dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya Ima Nastiti Setyaningsih mengatakan Infeksi Saluran Kemih (ISK) terjadi ketika ada bakteri yang masuk ke dalam traktus urinarius melalui uretra dan berkembang biak di dalam kandung kemih. 

"Meskipun sistem berkemih telah didesain untuk menghambat masuknya bakteri, kadang-kadang mekanisme pertahanan tersebut gagal," kata Ima.

Baca juga : Waspadai Gejala Kesulitan Berkemih Pada Perempuan

Hal itu, lanjutnya, dapat terjadi pada saat kondisi tubuh Anda sedang tidak fit. Akibatnya, terjadi infeksi di dalam saluran kemih. 

MI/HO--Dokter spesialis urologi dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya Ima Nastiti Setyaningsih

Setelah itu dapat muncul keluhan-keluhan berupa desakan (urgency) untuk berkemih, nyeri saat berkemih, sering berkemih, urine keruh, kemerahan, atau berbau, dan nyeri panggul.

Menurut data National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse (NKUDIC) 2018, ISK adalah infeksi kedua terbanyak yang dialami masyarakat di Indonesia, setelah infeksi saluran pernapasan. Jumlahnya mencapai 8,3 juta per tahun.

Baca juga : Film Mudik dan Peran Perempuan dalam Tata Masyarakat

Ima mengungkapkan onfeksi saluran kemih sering terjadi pada perempuan. Biasanya perempuan mengalami lebih dari satu kali infeksi seumur hidupnya. 

Faktor risiko spesifik pada perempuan untuk terjadinya ISK adalah sebagai berikut:

1. Anatomi 

Perempuan memiliki uretra yang lebih pendek daripada pria, yang membuat jarak yang ditempuh bakteri untuk mencapai kandung kemih lebih pendek

Baca juga : Orangtua Diingatkan Atur Waktu Mudik Agar Anak tidak Kelelahan

2. Aktivitas seksual

Perempuan yang aktif secara seksual cenderung untuk mengalami ISK lebih sering daripada wanita yang tidak aktif secara seksual

3. Alat kontrasepsi tertentu 

Baca juga : Benyamin Lepas Ratusan Peserta Mudik Gratis Pemkot Tangsel

Diafragma dan bahan spermisida meningkatkan kemungkinan terjadinya ISK

4. Menopause 

Penurunan hormon estrogen menyebabkan perubahan di saluran kemih sehingga rentan terhadap terjadinya infeksi

Baca juga : Kemnaker Kembali Gelar Mudik Bersama 2024 bagi Pekerja dan Keluarganya 

"Apabila Anda mengalami gejala-gejala ISK, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter, khususnya dokter spesialis bedah urologi," ujar Ima.

"Anda kemudian akan menjalani pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis. Dengan diagnosis yang tepat dapat diberikan terapi yang tepat pula," lanjutnya

Di era yang serba mudah seperti sekarang ini, tidak sedikit masyarakat yang datang ke apotek langsung jika mengalami suatu keluhan penyakit. Tidak jarang pihak apotek memberikan obat-obatan bahkan jenis antibiotika untuk mengatasi keluhan tersebut.

Baca juga : Pj Gubernur Jateng Pastikan Petugas Siap Layani Pemudik 

"Perilaku seperti ini dapat membahayakan dan dapat menyebabkan terjadinya resistensi obat-obatan antibiotika. Maka itu, begitu mengalami gejala, segeralah berobat ke dokter," tegas Ima.

Jika diatasi dengan baik, ISK jarang menyebabkan komplikasi. Namun, apabila tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi berupa:

  • ISK berulang, yang terjadi dua kali atau lebih dalam 6 bulan
  • Gangguan fungsi ginjal permanen, karena infeksi yang tidak diobati
  • ISK pada ibu hamil, risiko melahirkan bayi berat lahir rendah atau prematur
  • Penyempitan uretra, sehingga terjadi penurunan pancaran urine
  • Sepsis, komplikasi yang mengancam nyawa jika infeksi naik ke ginjal

Anda dapat mengurangi risiko terjadinya ISK dengan cara berikut:

  • Minum banyak air putih, minimal 2 liter sehari.  Perjalanan mudik yang panjang umumnya menyebabkan kita lupa mencukupi cairan tubuh. Pastikan untuk tetap terhidrasi, meski terkadang tidak merasa haus
  • Tidak menunda buang air kecil terlalu lama.  Meski dalam perjalanan, sempatkanlah beristirahat terlebih dahulu untuk sekadar melakukan peregangan dan buang air kecil
  • Membasuh kemaluan dari arah depan ke belakang setelah buang air kecil atau buang air besar untuk mencegah bakteri dari area anus menyebar ke vagina dan uretra
  • Minum segelas air putih setelah berhubungan seksual, lalu kosongkan kandung kemih untuk membantu menghalau bakteri saat buang air kecil
  • Hindari pemakaian produk yang berpotensi menyebabkan iritasi di daerah kemaluan seperti bedak, deodoran spray, dan lain-lain
  • Ganti kontrasepsi diafragma dengan jenis kontrasepsi lain. (RO/Z-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat