visitaaponce.com

Piala Dunia Qatar Bersiap di Tengah Kontroversi

Piala Dunia Qatar Bersiap di Tengah Kontroversi
Ilustrasi(GIUSEPPE CACACE / AFP)

GELARAN Piala Dunia Qatar tinggal menghitung hari menuju pembukaan pada 20 November. Para pesepak bola dunia akan tampil pada edisi yang dianggap paling kontroversial dalam sejarah.

Akhir pekan lalu menandai jeda berbagai liga domestik selama enam minggu. Perhelatan di Qatar mengharuskan Piala Dunia tak digelar pada musim panas melainkan musim dingin untuk menghindari cuaca panas terik.

Tim-tim pun sudah mengumumkan skuad yang akan diboyong ke Qatar. Tak hanya kontroversi terkait penyelenggaraan, pengumuman skuad juga turut diwarnai drama politik.

Timnas Iran, misalnya, yang memanggil pemain bintang mereka Sardar Azmoun untuk dibawa ke Qatar menimbulkan kontroversi. Pemain Bayer Leverkusen itu diketahui menyatakan dukungan untuk demonstrasi di negaranya yang dipicu kematian aktivis Mahsa Amini.

Pelatih Carlos Queiroz tidak hadir dalam konferensi pers pengumuman skuad dilaporkan karena mendapat tekanan untuk mencoret pemain-pemain yang mendukung gelombang protes.

Kalangan aktivis pun meminta para suporter yang nantinya menonton pertandingan Iran di Qatar untuk meneriakkan nama Amini.

Ratusan suporter Tunisia, yang diawasi ketat oleh polisi anti huru hara, pada Senin (14/11), memberikan sambutan yang meriah kepada tim nasional mereka yang tiba di Doha. Empat bus polisi dikerahkan dengan perlengkapan anti huru hara mengawasi suporter Tunisia.

Peningkatan keamanan mulai diberlakukan di Qatar. FIFA sebelumnya mewanti-wanti agar semua pihak untuk fokus pada sisi sepak bola. Namun, dilaporkan pengawasan ditingkatkan terhadap para pekerja migran di Qatar lalu kalangan perempuan dan komunitas LGBTQ.

Isu hak para pekerja migran yang membangun infrastruktur di Qatar menjadi perbincangan hangat. Isu para buruh dari Asia Selatan menjadi buah bibir lantaran dilaporkan terjadinya kematian dan kondisi kerja yang dinilai buruk.

Baca juga: Presiden FIFA Bagikan Bola Resmi Piala Dunia 2022 di KTT G-20

Amnesty International pun mendesak FIFA untuk berkomitmen memberikan kompensasi kepada pekerja migran atas dugaan pelanggaran hak pekerja selama persiapan turnamen.

Otoritas Qatar meresponsnya dengan menolak tuduhan-tuduhan tersebut. Media setempat turut mengecam arogansi beberapa negara Barat yang kerap menyudutkan Qatar.

Di sisi lain, para pemain Australia menolak untuk membesar-besarkan komentar mereka tentang isu HAM yang ramai dipergunjingkan. Australua ingin sepenuhnya fokus pada pertandingan pembukaan melawan juara bertahan Prancis.

Bulan lalu, skuad Socceroos merilis video yang menampilkan 16 pemain berbicara menentang dugaan pelanggaran hak asasi di Qatar meski mereka mengakui ada kemajuan telah dicapai.

"Sejujurnya saya pikir kami mengatur waktu dengan baik dengan apa yang dikatakan," kata pemain Australia Mitchell Duke di Doha.

"Kami telah melakukan itu dengan sengaja sebelum kami semua datang ke kamp karena prioritas utama kami sekarang, begitu kami muncul, hanya untuk fokus pada sisi sepak bola," imbuhnya.

Qatar, negara berpenduduk hampir tiga juta orang dan salah satu produsen gas alam terbesar di dunia, menggelontorkan banyak uang untuk menggelar Piala Dunia.

Stadion baru yang dibangun menelan biaya lebih dari US$6,5 miliar dan sistem perkeretaan tanpa pengemudi juga dibangun dengan ongkos $36 miliar untuk melayani transportasi ke stadion-stadion.

Penyelenggara memperkirakan lebih dari satu juta penggemar akan tiba di Qatar. Sekitar 2,9 juta dari 3,1 juta tiket yang dialokasikan telah terjual.

Di sisi lain, penjualan tiket tak lepas dari praktek calo. Otoritas Qatar mengumumkan penangkapan pertama calo tiket Piala Dunia dengan menahan tiga pria asing di sekitar pusat penjualan tiket resmi di Doha. Namun, tidak ada rincian kewarganegaraan tiga orang yang ditangkap itu.(OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat