visitaaponce.com

Penahbisan Tuhan Baru Sepak Bola

Penahbisan Tuhan Baru Sepak Bola
Ilustrasi(Anne-Christine POUJOULAT / AFP)

"LOOK who we are, we are the dreamers. We make it happen, 'cause we believe it." Lirik pembuka lagu resmi Piala Dunia yang dilantunkan personel grup idola K-Pop BTS Jung Kook seketika terngiang dan merasuk seiring dengan penahbisan Lionel Andres Messi sebagai jawara dunia sepak bola.

Pahitnya final Piala Dunia 2014 telah terbayar tuntas di Stadion Lusail. Kegagalan di Final Brasil 2014 benar-benar menemukan obatnya sewindu berlalu di Qatar 2022. Laga yang meneguhkan mimpi Messi untuk menjadi pemain terbaik sepanjang masa.

Messi telah meraih segalanya di level klub dan invidu, tidak ada penghargaan besar yang tidak diraihnya saat bersama Barcelona. Kiranya tujuh gelar Ballon D'or, empat kali Juara Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub menjadi bukti sahih bagaimana keperkasaan Messi.

Namun, nasibnya bersama La Albiceleste, julukan Tim Nasional Argentina tidak semulus bersama Blaugrana. Jalan yang dilalui bersama kompatriotnya sangat terjal.

Terlempar di Piala Dunia 2006 dan 2010, dan keduanya di fase perempat final. Lalu bertarung di Piala Dunia 2014 yang berakhir menyakitkan karena kalah satu gol dari Jerman di final.

Begitupun di Copa Amerika. Messi harus melalui tiga kali laga final yang semua berakhir sebagai runner up. Baru yang keempat kalinya pada Copa Amerika 2021, Messi mampu untuk membawa Argentina mengakhiri puasa 28 tahun tanpa gelar di level amerika latin.

La Pulga mencium trofi Piala Dunia (FRANCK FIFE / AFP)

Datang ke Qatar di usia 35 tahun dan menegaskan bahwa akan menjadi piala dunia terakhirnya, kisah Messi bersama Tim Tango benar-benar ditulis sempurna oleh sejarah. Sebelum Qatar, trofi Piala Dunia sebelumnya merupakan satu-satunya gelar yang belum pernah diangkatnya.

Pada laga perdana Argentina tersandung saaat melawan Arab Saudi. Terpuruk 1-2, hanya melawan wakil Asia. Tim besutan Lionel Scaloni ini diprediksi tidak akan bisa melangkah jauh. Bahkan sekadar lolos penyisihan grup sepertinya mustahil.

Tetapi dari titik inilah pelajaran dipetik. Lionel Messi dkk mampu membalikkan semua prediksi. Permainan La Albiceleste menjadi lebih solid, perfomar seluruh tim terus membaik. Bersinarnya Julian Alvares dan penampilan meyakinkan Enzo Fernandes dan Rodrigo De Paul di lini tengah berhasil mengantar Argentina terus melaju.

Pencapaian Messi di Qatar telah menjadikan Messi 'sempurna'. Ia mampu membuktikan dirinya telah berhasil melampaui apa yang pernah dicapai para legenda sepak bola yang pernah lahir di muka bumi ini, baik di level klub, individu maupun negara.

Bahkan, dengan mahkota juara piala dunia, keajaiban yang diciptakan Messi telah melampaui legenda Argentina Diego Maradona. La Pulga sudah merebut semua gelar bergengsi yang ada di dunia sepak bola, bahkan melebihi impian dan pencapaian El Diego, julukan Diego Maradona.

Mungkin juga level kedewaan pemilik gol tangan tuhan itu di hati masyarakat Argentina akan juga bakal tergantikan.

(Ilustrasi Luis ROBAYO / AFP)

Selama ini, sepak bola merupakan sesuatu yang eksklusif bagi masyarakat Argentina. Penggemar sepak bola di Argentina sangat fanatik. Saking fanatiknya, mereka menjadikan sepak bola seperti agama yang dianut banyak orang.

Selama ini Maradona lebih dari seorang pesepak bola. Dia sudah dianggap sebagai Dewa/Tuhan sepak bola. Sampai-sampai, ada wadah atau agama bagi para "penyembah" Maradona, yang bernama Iglesia Maradoniana. Melansir 90min, Iglesia Maradoniana atau Gereja Maradona berdiri pada 1998 di Kota Rosario, tempat kelahiran Messi.

Bahkan seperti dilaporkan Straits Times, ada mural di sudut Kota Buenos Aires, terdapat mural bergambar kedua manusia ajaib sepak bola itu. Mural tersebut merupakan karya seniman lokal bernama Santiago Barbeito.

Sama juga, Diego Maradona digambarkan sebagai figur Tuhan. Sementara di sebelah kanannya yang merupakan Lionel Messi dianggap sebagai Nabi Adam. Namun sepertinya, masyarakat Argentina tidak lagi keberatan untuk menabiskan Leo Messi untuk sebagai tuhan baru sepak bola.

Seperti lirik lagu yang dilantunkan Jung Kook, impian akan terwujud jika terus diupayakan dan semua percaya itu. Sama halnya dengan impian seorang anak manusia yang lahir di Rosario dengan kelainan pertumbuhan 35 tahun silam akhirnya mampu menaklukkan dunia dengan segala kerja keras yang telah diupayakannya. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat