visitaaponce.com

Kenangan Risdianto Bermain Lawan Pele Cara Jalannya Saja Enak Dilihat

Kenangan Risdianto Bermain Lawan Pele: Cara Jalannya Saja Enak Dilihat
Pele berseragam Santos FC.(AFP)

SEHARI setelah juara Djakarta Anniversary Cup III, Timnas Indonesia menjajal kekuatan legenda Brasil Pele bersama klubnya, Santos dalam laga persahabatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 21 Juni 1972. Dihadiri 75 ribu penonton, dua gol Risdianto belum mampu mempermalukan tim yang diperkuat peraih tiga trofi Piala Dunia. Indonesia saat itu kalah 2-3.

Meskipun mencetak dua gol, Risdianto yang saat itu masih berusia 22 tahun mengaku tidak terlalu fokus pada pertandingan. Dalam 90 menit bermain bersama Pele, ia banyak memerhatikan cara bermain sang legenda yang wafat pada Jum'at (30/12) dini hari WIB di usia 82 tahun. Sebagai pemain yang mengidolakan dan sama-sama berposisi sebagai penyerang, mantan pemain Persija itu melihat Pele sangat kharismatik ketika di lapangan.

Cara bermainnya sederhana, tidak banyak trik yang ditampilkan untuk menunjukan ia pemain besar. Pele bermain hanya satu dua sentuhan langsung mengumpan rekan setimnya. Pele saat itu menciptakan gol melalui titik penalti. Dua gol Santos lainnya ke gawang kiper Roni Paslah dicetak Jadel dan Edu.

"Orangnya sangat anggun, punya wibawa. Cara dia berjalan saja enak dilihat. Main bolanya sederhana ketika menguasai bol, enggak menunjukan kalau dia pemain besar," kata Risdianto berbagi kisah bermain dengan Pele kepada Media Indonesia, Jum'at (30/12).

Nama Pele saat itu sudah melegenda. Tepat di hari itu dua tahun setelah Pele bersama Brasil meraih trofi ketiga Piala Dunia Meksiko pada 21 Juni 1970 mengalahkan Italia 4-1 di partai final. Dua trofi sebelumnya diraih berturut pada 1958 dan 1962.

Baca juga: Penggemar Datangi Rumah Sakit Beri Penghormatan untuk Pele

Melihat nama besar Pele, Risdianto sangat berkeinginan untuk bertukar jersey dengan Pele. Namun, niatannya itu gugur sebelum bertanding. Seniornya di posisi penyerang, Jacob Sihasale sudah memberikan peringatan untuk rekan setimnya. "Saya yang tukar baju dengan dia (Pele) ya," kata Risdianto meniru ucapan Jacob sebelum bertanding. "Karena Jacob lebih senior saya mengalah," ujarnya.

Satu momen yang paling disesalkan ialah foto bersama Pele usai pertandingan itu hilang. "Padahal itu kenangan yang tidak bisa saya dapatkan lagi seumur hidup," kata Risdianto.

Risdianto ialah pengagum berat Pele. Ia punya pesan untuk para pemain timnas Indonesia saat ini. "Pemain bola itu kalau punya idola harus satu posisi dengannya. Kan ada gelandang yang idolanya penyerang. Yang pasti itu, jadi bisa belajar bagaimana cara idolanya bermain," kata Risdianto.

Tahun 1972 menjadi salah satu masa kejayaan Timnas Indonesia yang diisi beberapa legenda seperti Ronny Pattinasarany, Iswadi Idris, Rony Paslah, Abdul Kadir, Wibisono, Jacob Sihasale serta Risdianto. Selain meraih trofi pertama di Djakarta Anniversary Cup, skuad yang diasuh Endang Witarsa itu juga meraih juara Piala Pesta Sukan di Singapura. (OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat