visitaaponce.com

Real Madrid Adalah Piala Champions

Real Madrid Adalah Piala Champions
Suryopratomo Pemerhati Sepakbola(MI/Seno)

TIDAK ada klub yang begitu erat hubungannya dengan Piala Champions seperti Real Madrid. Prestasi mereka di ajang kompetisi lain boleh naik-turun. Namun, ketika tampil di ajang Liga Champions, Los Blancos selalu tampil dengan sosok yang berbeda.

Empat belas kali Real Madrid mengangkat Piala Champions merupakan bukti bahwa mereka merupakan ‘pemilik’ Piala Champions. Jumlah gelar yang mereka bisa rebut di ajang Liga Champions dua kali dari klub-klub Eropa yang lain.

Inilah yang membuat Real Madrid tidak bisa dipandang sudah habis ketika tampil di semifinal Selasa malam atau Rabu dini hari nanti. Untuk kedua kalinya berturut-turut Real Madrid akan bertemu Manchester City di empat besar.

The Citizens memang dalam grafik permainan yang luar biasa. Mereka tidak terkalahkan setidaknya dalam 13 pertandingan terakhir. Itulah yang menjadi salah satu kunci keberhasilan tim asuhan Josep Guardiola untuk bisa mempertahankan gelar juara Liga Inggris di musim ini.

Dengan ujung tombak Erling Haaland yang sedang menggila, Manchester City memang sulit untuk bisa ditahan siapa pun. Pemain asal Norwegia sudah memecahkan rekor mencetak gol dalam satu musim Liga Premier. Dengan satu gol yang ia cetak saat menjamu West Ham United, Haaland membukukan 35 gol dan ini melewati rekor yang dipegang Andy Cole dan Alan Shearer.

Banyak yang memperkirakan, kali ini Manchester City tidak akan gagal lagi untuk mengangkat Piala Champions pertama kalinya. Real Madrid diprediksi tidak akan mampu untuk menahan laju Kevin de Bruyne dan kawan-kawan.

“Kami dalam permainan yang sangat konsisten dan suasana tim yang begitu baik. Kehadiran Erling membuat semuanya menjadi lebih mudah karena bisa dengan satu sentuhan saja ia mencetak gol,” ujar gelandang Bernardo Silva.

Pengalaman tahun lalu membuat the Citizens tidak boleh takabur. Di semifinal tahun lalu, Manchester City menang 4-3 di pertandingan pertama dan unggul 1-0 hingga 80 menit pertandingan kedua. Namun, 10 menit terakhir mengubah nasib klub asal Manchester itu.

Pemain muda pengganti asal Brasil Rodrygo membalikkan hasil pertandingan. Dua gol yang ia ciptakan membuat pertandingan harus diperpanjang dan gol ketiga Karim Benzema membuat Pep Guardiola kembali gagal membawa tim asuhannya tampil di final.

Real Madrid, bahkan terus melaju dengan menaklukkan Liverpool di final. Itulah yang membawa klub idaman semua pemain sepak bola dunia itu meraih gelarnya yang ke-14.

Di musim ini prestasi Los Blancos di La Liga juga terseok-seok. Mereka jauh tertinggal dari musuh bebuyutan mereka, Barcelona. Namun, Real Madrid tetap Real Madrid yang selalu mampu mengangkat piala di setiap musim kompetisi.

Mereka kini berada di final Copa del Ray setelah menyingkirkan Barcelona di semifinal. Selasa depan Benzema dan kawan-kawan mengincar lagi ajang final Liga Champions.

Real Madrid pantas dijuluki Los Galacticos karena tempat berkumpul semua pemain terbaik dunia. Dengan materi seperti itu, pelatih Carlo Ancelotti bisa melakukan apa saja yang ia inginkan di lapangan.

Dengan dua penyerang sayap Vinicius Jr dan Rodrygo, Real Madrid selalu mampu menyayat-nyayat pertahanan lawan. Teknik bola yang dilengkapi kecepatan lari selalu membuat pemain belakang lawan kerepotan.

Manuver dua pemain asal Brasil itulah yang membuat Benzema mampu menjadi ujung tombak yang ditakuti. Meski usianya sudah tidak muda, tetapi jam terbang yang tinggi membuat penyerang asal Prancis ini mampu memanfaatkan bola matang baik yang diberikan Vini maupun Rodrygo.

Apalagi di lini tengah, Real Madrid memiliki dua pemain kawakan Toni Kroos dan Luka Modric. Menjelang akhir kariernya, kedua pemain itu tetap cemerlang khususnya dengan umpan-umpan terukur yang mereka sodorkan.

Ancelotti cukup butuh satu gelandang pekerja yang mendampingi kedua gelandang kawakan tersebut. Ia punya Federico Valverde yang selalu tampil konsisten atau dua gelandang asal Prancis yang sering mampu mengubah jalannya pertandingan, yaitu Eduardo Carnavinga dan Aurelien Tchouameni.

 

Pertahanan

Sisi yang perlu mendapat perhatian Ancelotti tinggal di barisan pertahanan. Real Madrid harus mengantisipasi kecepatan Haaland dan dua penyerang sayap the Citizens Jack Grealish dan Riyad Mahrez. Belum lagi De Bruyne dan Kapten Ilkay Gundogan yang masuk dari lini kedua.

Antonio Rudiger bisa menjadi orang yang ditugasi mengawal Haaland. Center-back asal Jerman itu lama bermain di Chelsea dan tidak pernah mengenal kompromi dalam menjaga lawan.

Pasangannya David Alaba menjadi salah satu andalan juga untuk menjinakkan Haaland. Pemain asal Swiss itu sudah mengenal permainan Haaland ketika bermain di Bayern Muenchen karena penyerang asal Norwegia itu sebelumnya bermain untuk Borussia Dortmund.

Tugas berat harus dipikul dua bek sayap Eder Militao dan Ferland Mendy. Terutama Eder harus disiplin menjalankan tugasnya dan tidak terlalu asyik keluar menyerang. Pep Guardiola sangat pandai memanfaatkan lebar lapangan dan perpindahan bola yang cepat sering kali membuat pemain lawan terdadak.

Mesin permainan Manchester City sedang bergerak dalam kecepatan yang tinggi. Kecepatan itulah yang menjadi kekuatan mereka untuk menekan pertahanan Real Madrid.

Pertarungan sengit akan terjadi di lapangan tengah. Siapa yang bisa mengendalikan permainan, merekalah yang berpeluang untuk merebut kemenangan.

Semifinal pada Selasa (9/5) menarik untuk ditunggu karena akan menyuguhkan persaingan yang ketat. Adu taktik dan strategi antara Ancelotti dan Pep Guardiola perlu diamati secara cermat karena mereka merupakan pelatih-pelatih terbaik dunia saat ini.

Bagi Pep Guardiola, pertandingan malam ini bukan hanya kesempatan untuk melakukan revans, melainkan juga momentum untuk membawa dirinya mempersembahkan Piala Champions yang sudah 12 tahun tidak pernah bisa ia lakukan.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat