visitaaponce.com

Panpel Dituding Bertanggung Jawab Atas Bentrokan Pendukung Brasil dan Argentina

Panpel Dituding Bertanggung Jawab Atas Bentrokan Pendukung Brasil dan Argentina
Pendukung Argentina bentrok dengan polisi Brasil di Stadion Maracana saat laga kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Brasil dan Argentina.(AFP/CARL DE SOUZA)

POLISI Brasil dan Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF), Rabu (22/11), saling tuding setelah terjadi bentrokan menjelang laga kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Brasil dan rival berat mereka Argentina, yang menyebabkan sejumlah pendukung terluka.

Asosiasi Pendukung Sepak Bola Brasil (ANATORG) mengatakan pemerintah dan CBF lalai karena menempatkan pendukung kedua negara bersebelahan dalam laga yanag digelar di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, tanpa memberi pagar pembatas.

Laga kualifikasi Piala Dunia 2026, yang dimenangkan Argentina dengan skor 1-0, harus ditunda selama 30 menit ketika pendukung kedua tim saling baku hantam sebelum laga. Polisi kemudian menyerang pendukung Argentina menyebabkan sejumlah orang terluka dan cedera.

Baca juga: Ekspresi La Albiceleste Seusai Taklukkan Brasil di Rio

"Kelalaian dan inkompetensi CBF dan polisi berujung pada bentroka," ungkap ANATORG, yang pada Senin (20/11) telah memperingatkan mengenai kemungkinan bentrok setelah melihat skema tempat duduk untuk para penonton.

"Tragedi ini telah diperkirakan sebelumnya," lanjut mereka.

Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan tidak ada tempat untuk kekerasan di sepak bola.

Baca juga: Argentina Kalahkan Brasil di Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026

"Pemain, pendukung, staf, dan wasit harus berada dalam keadaan aman," tegas Infantino di Instagram.

Kerusuhan terjadi di Stadion Maracana, Selasa (21/11) malam waktu setempat dengan pemain dari kedua tim berusaha menghentikan kerusuhan.

Bahkan kapten timnas Argentina Lionel Messi memimpin rekan-rekannya ke ruang ganti dan hanya kembali ke luar setelah kerusuhan mereda.

Kepolisian Rio de Janeiro membela diri dengan mengatakan pembesar CBF baru bertemu dengan mereka untuk membahas rencana pengamanan setelah tiket terjual habis dengan kondisi pendukung dari kedua tim berada berdekatan.

"CBF memutuskan untuk menjual tiket tanpa kuota negara dan yang lebih buruk tanpa memisahkan antara pendukung kedua tim," ungkap kepolisian Rio de Janeiro.

Namun, CBF membantah melakukan kesalahan.

"Kepolisian dan otoritas lainnya mengetahui rencana menggunakan tempat duduk yang tercampur, yang merupakan standar di laga yang digelar oleh FIFA," kilah CBF.

"Penyelengaraan laga ini disiapkan dengan berhati-hati oleh CBF bersama otoritas setempat, terutama poilisi," lanjut konfederasi itu. (AFP/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat