visitaaponce.com

Komputasi Kuantum Mampu Deteksi Keberadaan Penyadap

Komputasi Kuantum Mampu Deteksi Keberadaan Penyadap
Komunikasi kuantum dinilai telah menjadi teknologi yang paling matang jika dilihat dari implementasi pengembangan infrastruktur fisik.(Istimewa)

TEKNOLOGI kuantum merupakan salah satu inovasi teknologi terbaru yang menggabungkan prinsip-prinsip mekanika kuantum dengan teori ilmu pengetahuan informasi.

Turunan dari teknologi kuantum sendiri, dibagi ke dalam tiga bidang, yaitu Komputasi Kuantum (Quantum Computing), Komunikasi Kuantum (Quantum Communications), dan Penginderaan Kuantum (Quantum Sensing).

Di antara tiga bidang tersebut, komunikasi kuantum dinilai telah menjadi teknologi yang paling matang jika dilihat dari implementasi pengembangan infrastruktur fisik dan penerapannya secara langsung pada sistem secure communication. 

Mirza Whibowo Soenarto, Chairman PT Kennlines Capital Group, menjelaskan jika komunikasi kuantum, menawarkan kemampuan yang unik untuk mendeteksi keberadaan penyadap dengan memanfaatkan sifat-sifat mekanika kuantum yang secara luas mengacu pada penggunaan saluran kuantum untuk melakukan komunikasi.

“Tidak seperti teori komunikasi klasik (Shannon Information Theory), komunikasi kuantum mengoptimalkan keunggulan dan sumber daya teknologi kuantum secara penuh dalam mengolah informasi sehingga memungkinkan proses transfer data terjadi lebih efisien dan aman,” ujarnya di Jakarta, Jumat (7/2).

Misalnya, jika kita ingin mentransfer status komputer kuantum ke memori kuantum jarak jauh, teknologi komunikasi kuantum mampu mempertahankan deskripsi koheren secara penuh dari data yang ingin ditransmisikan.

Kemampuan komunikasi kuantum ini dimungkinkan terjadi lebih cepat dengan adanya proses pembuatan dan distribusi secure keys melalui Quantum Key Distribution (QKD).

Sejauh ini, komunikasi kuantum adalah aplikasi teknologi kuantum yang paling matang dan canggih serta berada pada titik di mana jaringan QKD secara global ada dalam jangkauan teknologi yang telah melalui proses penelitian dalam jangka waktu yang panjang.

Pada tahun 1994, Peter Shor mengajukan algoritma faktorisasi (bilangan) secara cepat dengan menggunakan komputasi kuantum. Algoritma Shor ini mengancam sistem enkripsi kunci publik yang saat ini dipakai secara luas di berbagai bidang.

Oleh karena itu, para peneliti juga mulai memikirkan cara untuk mengantisipasi ancaman ini dengan mengembangkan berbagai teknik enkripsi baru, antara lain adalah QKD yang memanfaatkan fenomena kuantum berupa entanglement pasangan partikel untuk menjaga kerahasiaan pengiriman informasi.

Pada mulanya, QKD diuji di atas meja optik di laboratorium. Selanjutnya beberapa kelompok peneliti mentransmisikan melalui serat optik. Terakhir kali, percobaan melalui satelit telah berhasil dilakukan oleh para peneliti.

Salah satu yang juga aktif meneliti bidang ini adalah National University of Singapore (NUS), di mana Artur Ekert menjadi ketuanya. Mereka juga menggunakan satelit dalam penyebaran kunci kuantum berupa satelit kecil bernama QubeSat. (OL-09)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat