visitaaponce.com

Meta Tepis Tertinggal dari Pesaingnya dalam AI Generatif

Meta Tepis Tertinggal dari Pesaingnya dalam AI Generatif
Andrew Bosworth, Chief Technology Officer Meta, berbicara selama acara Meta Connect di kantor pusat Meta di Menlo Park, California.(AFP/Josh Edelson.)

CHIEF Technology Officer Meta dengan cepat menolak pernyataan bahwa perusahaan tersebut tertinggal dari pesaingnya seperti ChatGPT dalam lonjakan pesat AI generatif di industri teknologi.

"Mayoritas penduduk dunia akan mendapatkan pengalaman pertama mereka dalam menggunakan kecerdasan buatan generatif bersama kami," kata Andrew 'Boz' Bosworth kepada AFP pada konferensi Connect untuk pengembang baru-baru ini. Meta meluncurkan chatbot yang dilengkapi AI dengan kepribadian pada pertemuan tersebut bersama dengan alat untuk membuat gambar atau konten tertulis menggunakan perintah lisan.

Perusahaan pemilik Facebook dan Instagram itu dipandang tertinggal dari para pesaingnya. Microsoft dan Google telah mengeluarkan produk-produk AI generatif dan berinvestasi besar-besaran pada teknologi yang dipandang sebagai kekuatan yang siap membentuk masa depan.

Baca juga: Microsoft Ambil Alih Pembuat Gim Call of Duty

Bosworth bersikukuh bahwa Meta tidak ketinggalan dengan meningkatkan platform globalnya dengan AI sejak sebelum ChatGPT diluncurkan ke publik akhir tahun lalu. "Ada banyak alat keren, seperti Stable Diffusion, untuk menghasilkan gambar," kata Bosworth tentang desas-desus seputar penawaran AI dari perusahaan lain.

Namun eksekutif tersebut dengan cepat menunjukkan bahwa banyak dari platform baru ini membutuhkan waktu dan keterampilan komputer yang ahli untuk dikuasai. "Kami ingin hasilnya luar biasa dan cepat, bahkan pada ponsel pintar," kata Bosworth. Teknologi Meta itu memungkinkan pengguna untuk sekadar meminta gambar, "Landak di atas sepeda," atau, "Selamat ulang tahun untuk pelari maraton," misalnya.

Fakta atau palsu? 

Meta saat ini telah memilih pendekatan yang lebih hati-hati dalam hal AI generatif. Dua minggu sebelum debut ChatGPT pada November 2022, Meta merilis chatbot AI generatif bernama Galactica yang berspesialisasi dalam penelitian ilmiah.

Baca juga: Uni Eropa Kurangi Rekor Denda Antimonopoli Intel

Galactica bisa menulis artikel dan memecahkan masalah matematika, tetapi kadang-kadang membuat jawaban palsu. Meta dengan cepat mengesampingkan alat tersebut sebagai tindakan yang menurut Bosworth kepada AFP ialah kesalahan.

"Jika itu terserah saya, saya akan meninggalkannya," kata Bosworth. "Kami telah memperingatkan bahwa chatbot kami mampu mengatakan apa pun," dan pengguna harus mempertimbangkan hal tersebut.

Sementara itu, produk AI dari pesaing Meta tetap tersedia meskipun ada potensi jawaban aneh yang disebut sebagai halusinasi yang membuat perusahaan tersebut diejek. Namun setelah bertahun-tahun kontroversi mengenai moderasi konten di platform media sosial terkemuka dunia, Meta kemungkinan besar akan berhati-hati dalam menetapkan parameter keamanan untuk kreasinya sendiri.

Ketika raksasa lain meluncurkan produk AI mereka, Meta juga meningkatkan model AI internalnya dengan merilis Llama 2 awal tahun ini sebagai open source. Ini berarti pengembang dapat mengotak-atiknya untuk membuat chatbot mereka sendiri.

Metaverse 

Karyawan Facebook sejak 2006, Bosworth, baru-baru ini memimpin divisi yang dikhususkan untuk inovasi augmented reality dan virtual reality di perusahaan teknologi yang berganti nama menjadi Meta. Perubahan nama Facebook pada 2021 dianggap mencerminkan keyakinan Zuckerberg pada metaverse sebagai platform komputasi besar berikutnya.

Kritikus berpendapat bahwa langkah tersebut sebenarnya bagian dari strategi untuk membersihkan citranya setelah mengatasi tuduhan bahwa Facebook mengutamakan keuntungan dibandingkan keselamatan dan kesejahteraan pengguna. Dan, meskipun Meta telah menginvestasikan miliaran dolar dalam visinya tentang metaverse, hal itu masih jauh dari realisasi.

Bosworth mengakui bahwa adopsi platform jejaring sosial Meta yang imersif bernama Horizon Worlds lebih lambat dari yang diharapkan hingga saat ini. "Kita seharusnya memiliki kaki lebih cepat," kata Bosworth mengacu pada penambahan anggota tubuh pada avatar dunia maya.

Di Connect, Meta tidak banyak bicara tentang metaverse dan produk unggulan seperti kacamata pintar Ray-Ban yang memungkinkan pengguna menyiarkan langsung apa yang mereka lihat. Gawai realitas campuran seperti headset VR-nya menampilkan konten digital pada yang ada di sekitar pengguna daripada membenamkannya sepenuhnya di dunia maya.

Kemampuan untuk beralih dari realitas virtual ke augmented juga ditambahkan ke headset Quest 3 baru yang akan tersedia pada Oktober. Orang-orang tetap tidak dapat melihat mata pengguna Quest. "Kami sudah mencobanya, hasilnya bisa sangat mengecewakan," kata Bosworth, sambil menekankan bahwa pembuatan tutup kepala memerlukan pengorbanan.

Dunia teknologi sangat menantikan Apple Vision Pro untuk memasuki pasar awal tahun depan dengan banderol harga yang lumayan US$3.500 dibandingkan dengan Quest 3 yang seharga US$500. "Tidak ada sesuatu pun dalam headset ini yang tidak dapat kami buat," kata Bosworth tentang penawaran harga mewah dari Apple.

Namun Meta tidak pernah berpikir bahwa membangun sesuatu yang begitu mahal, "Akan membantu pengembang kami menjangkau audiens yang cukup besar sehingga menjadi bermakna." (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat