visitaaponce.com

Studi Evermos-IFC Digitalisasi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Bawah

Studi Evermos-IFC: Digitalisasi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Bawah
Komunitas reseller startup connected commerce Evermos.(Ist)

IFC, bagian dari kelompok Bank Dunia, menggandeng Evermos, startup connected commerce asal Bandung, menurunkan laporan bertajuk Inclusive employment: Advancing economic opportunities at the base of the pyramid.

Dalam studi laporan itu terungkap tingginya biaya dan permasalahan logistik di Indonesia merupakan hambatan utama bagi masyarakat untuk berpartisipasi pada sektor e-commerce yang tengah berkembang saat ini.

Evermos menjadi salah satu solusi permasalahan itu dengan menumbuhkan jaringan reseller untuk menjual produk yang diminati pada masyarakat ekonomi bawah, mendapatkan penghasilan, dan memperluas akses market.

Baca juga: Evermos Raih Peringkat Tiga LinkedIn Top Startup Indonesia

"Sektor swasta sebagai yang memiliki kunci pada lapangan kerja pasti berperan sangat penting," ujar Operations Officer, Gender and Economic Inclusion IFC Alexis Geaneotes, dalam siaran persnya, Senin (23/10).

Dalam laporannya, IFC memaparkan solusi diawali dengan diadakannya wadah digital atau platform yang bisa diakses orang-orang di daerah-daerah berpenghasilan rendah.

Platform reseller Evermos lalu memudahkan masyarakat untuk mendapatkan kesempatan bekerja meraih penghasilan tambahan sebagai reseller yang menjual produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dengan total satu pertiga dari sumber penghasilan mereka terutama ibu rumah tangga.

"Ada 10% reseller dengan performa paling bagus bisa meraih penghasilan tambahan sampai Rp2,7juta per bulan, ekuivalen dengan rata-rata upah minimum nasional," ujar Alexis.

Baca juga: Indonesia Digital MeetUp 2023, Everpro Rilis Funnel dan CRM

Menurutnya, praktik pembukaan lapangan kerja inklusif itu hanya butuh partisipasi. Sebab, akses platform digitalisasi amat fleksibel karena bisa dibuka kapan saja tanpa modal dan prasyarat, juga hanya dengan handphone.

"Apalagi ada pelatihan dan pengembangan profesional, melalui program-program untuk meningkatkan dan melatih skill berjualan dan informal lainnya. Pemberdayaan itu juga jadi ruang dialog dalam konsep kumpul komunitas dan grup-grup online sesama reseller," terang Alexis.

Menurut Co-founder dan Chief of Sustainability Evermos Iqbal Muslimin, bagian terpenting dalam mempromosikan lapangan kerja inklusif terletak pada peran komunitas di daerah-daerah untuk merangkul sesama reseller dan pengadaan pelatihan.

"Didirikan pada 2018, Evermos kini menghubungkan digitalisasi lebih dari 1,200 UMKM agar produknya bisa dijual mudah oleh lebih dari 700 ribu reseller terutama pada masyarakat kelas bawah, lalu mendapatkan penghasilan dan memajukan ekonomi keluarga mereka," tutupnya. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat