FertInnovationChallenge 2023 Tarik Ratusan Tim Bidang Pertanian
FERTINNOVATION Challenge 2023 menarik 385 tim inovasi yang terlibat. Pada ajang ini terdapat hampir 1.000 registrasi dari seluruh Indonesia yang terdiri dari profesional, akademisi, dan startup. Kompetisi nasional sejak 2016 yang digelar PT Pupuk Indonesia ini terbuka untuk seluruh kalangan eksternal.
FertInnovation Challenge merupakan upaya perusahaan pupuk terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara tersebut dalam mendorong lahirnya berbagai terobosan inovatif untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi dalam industri pupuk secara global. FertInnovation ialah kompetisi nasional biannual yang menjadi wadah bagi inovator di bidang pertanian dan agroindustri. Kompetisi kali keempat itu menjawab berbagai tantangan baru bagi industri pupuk dan pertanian di Indonesia dari fenomena perubahan iklim dan ketidakstabilan rantai pasok global.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi turut mengapresiasi atas besarnya partisipasi masyarakat. "Sebagai perusahaan yang berskala sangat besar, kita juga harus menyesuaikan diri. Pertumbuhan tidak mungkin bisa dicapai kalau tidak ada akuisisi ilmu baru dan keahlian baru. Melalui ajang FertInnovation Challenge 2023 ini, kita harapkan munculnya inovasi-inovasi yang baru. Kita tidak mungkin melakukan riset sendirian, karena itu banyak sekali potensi yang ada di Indonesia dan layak untuk diajak berkolaborasi agar dapat mengakselerasi inovasi-inovasi yang ada di Pupuk Indonesia."
Baca juga: OpenAI Rilis Pedoman Mengukur Risiko Bencana Kecerdasan Buatan
Kompetisi itu memfokuskan pada empat kategori utama, yaitu Enhanced Efficiency fertilizer, Sustainable Fertilizer Industry, Precision Agriculture Technology, dan Agri Challenge. Dari ratusan karya yang masuk, FertInnovation Challenge 2023 berhasil menentukan lima pemenang dari setiap kategori dan terdapat penghargaan Best Innovation bagi setiap kategori.
Contohnya, Ditya Garda Nugraha--mahasiswa yang berasal dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember--memperkenalkan robot berbasis machine learning yang berpotensi mengoptimalkan produktivitas dan efisiensi pemupukan di lahan perkebunan sawit. Inovasi ini menjawab tantangan industri kelapa sawit dengan menggunakan teknologi agar dapat memenuhi kebutuhan pasar serta mewujudkan era smart farming 4.0. Prototipe inovasi ini telah melalui tes uji pasar dan mendapatkan respons positif.
Pada kesempatan ini, Pupuk Indonesia turut menggaet dewan juri internal maupun eksternal perusahaan, seperti berbagai ahli dari perguruan tinggi hingga stakeholders yang berkompeten di bidang pertanian dan petrokimia dalam mengevaluasi dan menentukan Top Innovators. Melalui sinergi bersama lembaga riset Indonesia Fertilizer Research Institute (IFRI), dana inkubasi riset FertInnovation mencapai Rp2 miliar, memberikan peluang bagi para juara inovasi untuk mengembangkan ide risetnya bersama-sama dengan Pupuk Indonesia.
Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Perkembangan Teknologi
Seluruh kategori dalam FertInnovation Challenge 2023 didesain dengan tujuan utama menciptakan ekosistem pertanian yang mengintegrasikan teknologi guna mewujudkan praktik pertanian yang tidak hanya lebih efisien dan ramah lingkungan tetapi juga berkelanjutan. Kegiatan riset mencakup pengembangan produk pupuk yang didorong oleh kebutuhan pasar (customer centric) dan diarahkan untuk mendukung solusi pertanian berkelanjutan (agro solution). Pupuk Indonesia juga turut melakukan advokasi kebijakan publik terkait penggunaan pupuk untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia.
Terkini Lainnya
Musik Tradisi Tarawangsa Asal Sunda Tur Eropa
Serapan Pupuk Subsidi Baru 32%, Komisi IV DPR: Penyaluran tidak Efektif
Jawa Barat Targetkan Peningkatkan Produksi Gabah Naik 11 Juta Ton
Kementan Gencar Sosialisasikan Kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat
Ancaman Kekeringan terhadap Sektor Pangan harus Segera Dimitigasi
Produktivitas 1.000 Ha Lahan Pertanian di Cianjur tidak Terpengaruh Kemarau
Kebijakan HGT untuk 7 Sektor Dilanjutkan, dari Pupuk hingga Karet
DPR: Tarif Bea Masuk 200 Persen Sebaiknya Tidak Berlaku untuk Semua Jenis Industri
APSyFI: Penetapan Bea Masuk 200% untuk Beberapa Produk Impor bukan Kebijakan yang Paten
Ini Dampak Bea Masuk 200 Persen untuk Beberapa Produk Impor
Pelarangan Truk Sumbu 3 saat Libur Hari Besar Keagamaan Diminta Ditinjau Kembali
APPBI Sesalkan Peraturan Pemerintah tidak Mampu Selesaikan Impor Ilegal
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap