visitaaponce.com

Melawan Tiruan AI Seniman Ambil Langkah dengan Perangkat Lunak Glaze dan Kudurru

Melawan Tiruan AI: Seniman Ambil Langkah dengan Perangkat Lunak Glaze dan Kudurru
Guna menhadapi seni tiruan AI, seniman menghadirkan aplikasi Glaze dan Kudurru guna melindungi karya para seniman.(University of Chicago)

SENIMAN yang menjadi target kecerdasan buatan (AI) yang mempelajari dan mereplikasi karya mereka telah bergabung dengan peneliti universitas untuk melawan aktivitas tiruan semacam itu.

Paloma McClain, seorang ilustrator AS, merasa terganggu ketika mengetahui beberapa model AI telah "dilatih" menggunakan karyanya tanpa memberikan pengakuan atau kompensasi. Untuk melindungi diri, McClain beralih ke perangkat lunak gratis bernama Glaze, yang dikembangkan oleh peneliti di University of Chicago.

Glaze berhasil membingungkan model AI dalam cara mereka berlatih, membuat karya seni digital terlihat berbeda bagi AI. Perangkat lunak ini memberikan alat teknis bagi seniman untuk melindungi karya mereka dari model AI yang invasif.

Baca juga: Membangkitkan Yang Mati dengan Teknologi AI

Dalam beberapa bulan sejak dirilisnya pada Maret 2023, Glaze telah diunduh lebih dari 1,6 juta kali. Tim di balik Glaze sedang mengerjakan penyempurnaan yang disebut Nightshade, yang akan memberikan pertahanan tambahan dengan membingungkan AI lebih lanjut.

Startup Spawning juga mengembangkan perangkat lunak bernama Kudurru, yang mendeteksi upaya mengumpulkan gambar dari suatu tempat online. Kudurru memungkinkan seniman untuk memblokir akses atau mengirimkan gambar yang mencemari kumpulan data yang digunakan untuk mengajari AI.

Baca juga: Gandeng Universitas Terkemuka, Yandex Luncurkan Kampanye Kecerdasan Buatan

Pentingnya melindungi konten kreatif semakin ditekankan, dan semakin banyak alat dan solusi teknologi seperti Glaze, Nightshade, dan Kudurru yang diperkenalkan untuk menghadapi tantangan ini.

Spawning telah meluncurkan haveibeentrained.com, sebuah situs web yang memungkinkan seniman memeriksa apakah karya digital mereka telah dimasukkan ke dalam model AI dan memilih untuk tidak mengizinkannya di masa mendatang.

Di sisi lain, peneliti di Washington University di Missouri mengembangkan perangkat lunak AntiFake untuk melawan peniruan suara AI. AntiFake memperkaya rekaman suara digital untuk mencegah pembuatan "deepfakes" atau suara palsu yang dapat digunakan untuk menyintesis ucapan palsu.

Semua upaya ini bertujuan untuk melindungi konten kreatif dari eksploitasi dan penyalahgunaan oleh kecerdasan buatan. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat