Serangan Siber di Indonesia Meningkat 43 Persen Lebih Cepat
![Serangan Siber di Indonesia Meningkat 43 Persen Lebih Cepat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/ca115f3058d51530e33275204a5a7072.jpg)
RISET yang dilakukan perusahaan keamanan siber global, Fortinet, menemukan bahwa serangan siber di Indonesia meningkat 43% lebih cepat di 2024 dibandingkan semester I 2023.
“Sehingga penting bagi vendor untuk secara aktif mencari celah keamanan dan mengembangkan patch sebelum eksploitasi terjadi (memitigasi insiden celah keamanan 0-Day)," ungkap Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim di acara Fortinet Accelerate Asia 2024 di Jakarta, dikutip Jumat (31/5).
Edwin menjelaskan, temuan utama serangan siber pada semester II 2023 yakni, serangan dimulai rata-rata 4,76 hari setelah eksploitasi baru diungkap ke publik, beberapa celah keamanan hari ke-N tetap belum ditambal (unpatched) hingga 15 tahun lebih.
Baca juga : Ini Pentingnya Hapus Data Wifi saat Ganti Gawai Baru
Kurang dari 9% celah keamanan titik akhir yang diketahui menjadi target serangan, 44% dari seluruh sampel ransomware dan wiper kini menyasar sektor industri, botnet menunjukkan ketangguhan yang luar biasa, membutuhkan waktu rata-rata 85 hari bagi komunikasi perintah dan kendali (Command and Control/C2) untuk mereda setelah deteksi pertama, serta sebanyak 38 dari 143 kelompok ancaman persisten tingkat lanjut (Advanced Persistent Threat/APT) pada daftar MITRE terlihat aktif pada Semester II 2023.
"Seiring makin meluasnya permukaan serangan dan minimnya tenaga ahli keamanan siber di seluruh industri, makin besar pula tantangan yang dihadapi dunia bisnis dalam mengelola infrastruktur kompleks yang terdiri dari beragam solusi,” ujar Edwin.
Lanskap ancaman yang terus berkembang di Indonesia mendesak adanya peralihan ke pendekatan yang berpusat pada platform dalam keamanan siber.
Solusi tradisional dan berbeda-beda tidak mampu lagi menangani teknologi yang beragam, model kerja hybrid, dan integrasi IT/OT yang menjadi karakter jaringan modern.
“Keamanan terpadu dan platform jaringan Fortinet menjawab kompleksitas ini dengan menyediakan perlindungan ancaman komprehensif, pengelolaan celah keamanan otomatis, dan operasi yang efisien," lanjut Edwin. (Z-1)
Terkini Lainnya
Kemenkeu Sudah Anggarkan Rp700 Miliar untuk PDN Tapi Masih Diretas, Dikorupsi?
Pakar IT: Negara Harus Miliki Simpanan Berkas Digital Tiga Lapis
Keputusan Memberhentikan Menkominfo Budi Arie Setiadi adalah Hak Presiden
Presiden Jokowi Diminta Pecat Menkominfo Budi Arie Setiadi Karena Peretasan PDN
Gagal Tangani Serangan PDNS, Komunitas Keamanan Siber Desak Menkominfo Mundur
Peretasan PDN Buah dari Obsesi Pemerintah Lakukan Sentralisasi Data
Upaya JIP Tingkatkan Kecepatan Akses Internet
Dua Korporasi Kolaborasi dalam Pengembangan Jaringan Fiber
6 Cara Mudah Temukan Akun Gmail yang Terlupakan
Pemblokiran Akses Internet ke Filipina dan Kamboja Jadi Ikhtiar Kecil Berantas Judi Online
Menkominfo Minta Putus Akses Internet untuk Judi Online ke Kamboja-Filipina
Orangtua Pegang Peran Penting Agar Anak Aman di Ruang Digital
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap