Bakteri Baik di Hidung Bantu Cegah Sinus
![Bakteri Baik di Hidung Bantu Cegah Sinus](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/05/c9330117ef7a7bb6d58a4e3f09f75372.jpg)
LAYAKNYA kota urban, tubuh manusia mampu menopang bermacam-macam mikroba, termasuk bakteri baik. Misalnya mikroba dalam usus yang membantu pencernaan makanan, ataupun mikroba di lidah dan kulit menahan serangan patogen.
Baru-baru ini, peneliti menemukan bakteri baik di hidung manusia. Mikrobioma itu dapat mencegah peradangan sinus kronis, bahkan alergi. Penelitian itu dilakukan tim yang dipimpin ahli mikrobiologi University of Antwerp, Sarah Lebeer. Hasil studi itu dipublikasikan di Jurnal Cell Reports.
Baca juga: Ini Penyebab Mimisan dan Cara Agar tidak Kambuh Lagi
Studi dilakukan dengan mengambil bakteri dalam hidung 100 orang sehat. Bakteri itu lalu dibandingkan dengan bakteri yang diambil dari pasien radang hidung dan sinus kronis.
Hasilnya, dari 30 jenis mikroba yang ditemukan, terdapat kelompok bakteri antimikroba dan anti-inflamasi yang disebut Lactobacillus. Jumlah bakteri itu bahkan 10 kali lebih banyak pada hidung orang sehat.
Temuan itu mengejutkan para peneliti. Lactobacillus biasanya tumbuh subur di daerah miskin oksigen, sedangkan hidung adalah lalu lintas oksigen, penuh udara segar.
Tak berhenti dengan keterkejutan belaka, para peneliti menggali lebih dalam. Mereka akhirnya menemukan jenis strain (varian genetik) tertentu pada hidung manusia dengan gen khusus yang disebut katalase. Gen khusus itu ternyata mampu menetralkan oksigen. Hal itu sangat jarang ditemukan pada Lactobacillus.
Baca juga: Tips Mencegah Penyebaran Infeksi, Ini yang Harus Dilakukan oleh Anak dan Orangtua
"Mereka tampaknya telah beradaptasi dengan lingkungan," kata Lebeer sebagaimana dilansir sciencemag.com.
Melalui mikroskop, peneliti melihat serabut kecil seperti rambut yang disebut fimbriae. Serabut itu menempelkan bakteri ke permukaan bagian dalam hidung.
Lebeer menilai mikroba menggunakan rambut itu untuk mengikat reseptor pada sel-sel kulit di dalam hidung, sekaligus mendorong sel untuk menutup diri. Dengan lebih sedikit bagian sel terbuka, alergen dan bakteri berbahaya lain akan kesulitan masuk ke dalamnya. (M-4)
Terkini Lainnya
Peneliti Kembangkan Komputer yang Mampu Pahami Emosi Manusia
Peneliti OceanX Temukan Rangkaian Gunung Bawah Laut Indonesia
Ini yang Harus Diketahui Orangtua Ketika Anak Perempuannya Alami Menstruasi Lebih Awal
Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Data Genomik Kesehatan Global
Bea Cukai Gratiskan Bea Masuk Barang Impor untuk Keperluan Penelitian, Ini Prosedurnya
Mengapresiasi Mindfulness
Bakteri Pemakan Daging Menyebar Cepat, Indonesia Perlu Waspada
Dijamin Relate, Nana Mirdad Masih Kucek Tangan untuk Hilangkan Noda Baju
Waspada Penyakit Radang Otak yang Gejalanya Mirip Flu
7 Cara agar Aroma Tubuh Tetap Wangi Usai Berolahraga
Daftar 10 Penyakit yang Ditularkan oleh Hewan
MPASI Harus Aman Tanpa Kontaminasi Bakteri
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap