Studi Terbaru Temukan 37 Kematian Disebabkan Cuaca Ekstrem
![Studi Terbaru Temukan 37% Kematian Disebabkan Cuaca Ekstrem](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/06/885ed567fd460e7e4e1ef59dd1dc058a.jpg)
Studi terbaru menemukan terhitung lebih banyak kasus kematian akibat cuaca ekstrem yang diperparah oleh pemanasan global seperti badai, banjir, dan kekeringan.
Menurut studi terbaru dalam menghitung biaya yang dikeluarkan akibat perubahan iklim, lebih dari sepertiga kematian akibat kondisi panas dunia setiap tahun disebabkan langsung oleh pemanasan global.
Tetapi para ilmuwan mengatakan itu hanya sebagian kecil dari keseluruhan korban akibat iklim, bahkan lebih banyak orang meninggal karena cuaca ekstrem lainnya yang diperkuat oleh pemanasan global seperti badai, banjir, dan kekeringan, serta jumlah kematian akibat panas akan tumbuh secara eksponensial dengan meningkatnya suhu.
Dilansir dari huffpost.com, awal Juni lalu, sekitar lusinan peneliti yang mengamati kematian akibat panas di 732 kota di seluruh dunia dari 1991 hingga 2018 menghitung bahwa 37% disebabkan oleh suhu yang lebih tinggi dari pemanasan yang disebabkan manusia, menurut studi yang dimuat di jurnal Nature Climate Change.
Penulis utama studi mengungkapkan bahwa itu berjumlah sekitar 9.700 orang per tahun hanya dari kota-kota tersebut, tetapi jauh lebih banyak di seluruh dunia.
"Ini kematian terkait panas yang sebenarnya bisa dicegah. Itu adalah sesuatu yang kita sebabkan secara langsung," kata Ana Vicedo-Cabrera, ahli epidemiologi di Institut Pengobatan Sosial dan Pencegahan di Universitas Bern di Swiss.
Persentase kematian akibat panas tertinggi yang disebabkan oleh perubahan iklim terjadi di kota-kota di Amerika Selatan. Vicedo-Cabrera menunjuk ke Eropa selatan dan Asia selatan sebagai titik panas lainnya untuk kematian akibat panas terkait perubahan iklim.
Para peneliti menemukan Sao Paulo, Brasil, memiliki kematian akibat panas terkait iklim paling banyak, rata-rata 239 kasus per tahun.
Berdasarkan temuan studi tersebut, sekitar 35% kematian akibat panas di Amerika Serikat dapat disebabkan oleh perubahan iklim. Itu total lebih dari 1.100 kematian per tahun di sekitar 200 kota di AS, di atas 141 di New York. Honolulu memiliki porsi kematian akibat panas tertinggi yang disebabkan oleh perubahan iklim, 82%.
Para ilmuwan menggunakan data kematian selama beberapa dekade di 732 kota untuk memplot kurva yang merinci bagaimana tingkat kematian setiap kota berubah dengan suhu dan bagaimana kurva panas yang menyebabkan kematian bervariasi dari kota ke kota.
Vicedo-Cabrera mengatakan bahwa beberapa kota beradaptasi dengan panas lebih baik daripada yang lain karena AC, faktor budaya dan kondisi lingkungan.
Kemudian peneliti mengambil suhu yang diamati dan membandingkannya dengan 10 model komputer yang mensimulasikan dunia tanpa perubahan iklim. Perbedaannya adalah pemanasan yang disebabkan oleh manusia.
Dengan menerapkan teknik yang diterima secara ilmiah pada kurva kematian akibat panas, individual untuk 732 kota, para ilmuwan menghitung kematian akibat panas ekstra dari perubahan iklim.
"Orang-orang terus meminta bukti bahwa perubahan iklim sudah mempengaruhi kesehatan kita. Studi atribusi ini secara langsung menjawab pertanyaan itu menggunakan metode epidemiologi mutakhir dan jumlah data yang dikumpulkan penulis untuk analisis sangat mengesankan," ujar Dr. Jonathan Patz, direktur Institut Kesehatan Global di University of Wisconsin .
Patz, yang bukan bagian dari penelitian ini, mengatakan bahwa itu adalah salah satu yang pertama merinci kematian akibat panas terkait perubahan iklim sekarang, bukan di masa depan. (M-4)
Terkini Lainnya
Kepala BMKG: Pengamatan Sistematis Dukung Analisis dan Prediksi Iklim
Launching Buku Tandai Perayaan Ulang Tahun ke-94 Prof Emil Salim
Gereja HKBP Tolak Kelola Izin Tambang
Pemanasan Global Capai 1,43 Derajat Celcius pada 2023
Peringati Hari Lingkungan Hidup, Bakul Budaya FIB UI Gelar Sedekah Hutan
Perdagangan Hijau Indonesia, untuk Siapa?
Hadapi Krisis Perubahan Iklim, BMKG Bekali Petani Milenial dengan Sekolah Lapang Iklim di Imogiri Yogyakarta
Upaya Adaptif Mengatasi Perubahan Iklim
BMKG: Fenomena Tingginya Suhu Perkotaan Harus segera Ditangani
Peluncuran Aliansi Kolibri Jadi Upaya Nyata Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Sektor Pertanian
Hotel Ciputra Jakarta Raih Sertifikasi EarthCheck Silver, Pimpin Praktik Berkelanjutan
Petani Milenial Perempuan Tingkatkan Jejaring Dorong Produktivitas
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap