visitaaponce.com

Denny Siregar Di Balik Tudingan Buzzer

Denny Siregar: Di Balik Tudingan Buzzer
Denny Siregar(MI/Andri Widiyanto)

DI episode kedua, Kick Andy Double Check kembali menampilkan sosok-sosok yang menjadi pembicaraan di masyarakat. Tidak hanya satu, dalam tayangan malam ini yang bertajuk Perang Akal di Media Sosial, hadir tiga sosok aktivis media sosial yang sangat vokal menyuarakan bahaya radikalisme dan intelorensi.

“Nah, hari ini melalui Kick Andy Double Check, saya akan mengundang tiga di antara para aktivitas media sosial yang termasuk paling vokal, paling lantang, dan dianggap paling berani dalam bersuara. Mereka adalah Denny Siregar, Ade Armando, dan Eko Kuntadhi,” ujar Andy F Noya.

Begitu beraninya ketiga sosok itu dalam mengeluarkan opini maupun analisis-analisis. Tidak jarang mereka menyulut kehebohan warganet dan menyulut emosi pihak-pihak yang terkait. Berbicara kepada ketiganya, Andy bukan saja memuji keberanian mereka dalam menyuarakan Pancasila, tetapi mempertanyakan pula opini yang mereka bangun soal kegawatdaruratan negara.

“Di media sosial, Anda bertiga ini adalah orang yang paling vokal, lantang, dianggap terlalu berani atau kelewat berani menyuarakan bahwa Indonesia saat ini dalam keadaan gawat darurat menghadapi radikalisme. Bahkan Anda menganggap bukan cuma masyarakat yang terancam, negara, Pancasila juga terancam dan kehidupan kita sebagai negara seluruhnya terancam. Ini agak lebai,” tutur Andy.

Di antara ketiganya, Denny bisa dibilang yang paling kontroversial. Ini bisa dilihat dari banyaknya pelaporan ke kepolisian akan dirinya oleh berbagai pihak.

Awalnya dikenal dengan tulisan-tulisan filosofi nyeleneh dan juga perenungan soal agama dan mazhab di medsos pada 2010, pria yang juga penulis buku ini semakin banyak dan berani menulis soal politik dan beragam isu nasional. Bahkan, seiring waktu, pria kelahiran Medan, 3 Oktober 1973, itu terang-terangan soal pilihan politiknya dan sangat kental mewarnai beragam unggahannya.

Menjelang Pilpres 2019, ia juga blak-blakan mendukung Presiden Joko Widodo dan gencar pula menyerang lawan politiknya. Hal itu terus ia tunjukkan hingga saat ini dengan menjadi pendukung terdepan berbagai kebijakan pemerintahan Jokowi.

Kondisi tersebut membuat tudingan bahwa dirinya seorang buzzer terus menguat. Andy pun tidak segan menanyakan hal tersebut kepada Denny dan dua narsum lainnya. “Terkait tuduhan sebagai buzzer, faktanya Anda bertiga seakan-akan kalap membela Pak Jokowi. Apakah Anda bertiga benar tidak dibayar, berani bersumpah?” tegas Andy.

Denny memilih menjawab itu dengan gaya nyeleneh khasnya. “Kadang tiga miliar, kadang lima miliar sebulan,” gurau Denny. Jawaban selengkapnya dapat Anda simak di tayangan hari ini.

 

 

Tafsiran moral

Di samping tudingan sebagai buzzer, masih banyak isu lain yang dikejar Andy dari pria yang telah menerbitkan empat buku tersebut. Soal opininya yang tajam, Denny mengungkapkan bahwa hal itu juga dibangun lewat analisis.

Ia membangun jiwa jurnalistik dari pengalamannya bekerja di sebuah stasiun radio di Surabaya, Jawa Timur, sejak masa kuliah. Setelah menghabiskan masa kecil dan masa remaja di Bandung dan Jakarta, Denny hijrah ke Surabaya mengikuti pekerjaan orangtuanya dan kemudian juga berkuliah di sana.

Kepedulian Denny pada isu agama dan mazhab telah terlihat sejak awal kegiatannya menulis di dunia maya. Ia kerap melontarkan kritik tentang berbagai fenomena terkait religiositas dengan gaya satir.

Kini, perlawanan Denny terhadap radikalisme juga menyasar BUMN dan kementerian. Ia menilai radikalisme telah menyusup ke berbagai lembaga pemerintah.

“Pandangan Anda, radikalisme sudah menyusup ke mana-mana, BUMN, kementerian, kepolisian, ketentaraan, KPK. Dari mana Anda punya keyakinan dan apa­kah punya bukti,” kata Andy. Denny mengungkapkan opini itu ia buat dengan melihat rekam jejak berbagai sosok.

Walaupun Denny memiliki argumen, keberaniannya dalam beropini telah membawa dia pada beragam kasus. Salah satunya pelaporan Denny oleh Aliansi Santri Indonesia pada September 2019 atas kasus penistaan agama ke Bareskrim Mabes Polri. Denny mengunggah video pengero­yok­an suporter di Bandung. Selain itu, Denny mengatakan bahwa pengeroyokan itu dilakukan sembari mengucapkan kalimat tahlil. Belakangan kumandang tahlil itu diketahui hoaks karena editan.

Ingin mengorek pandangan Denny soal begitu banyaknya kasus yang menimpanya, Andy pun menanyakan jumlah kasus yang pernah melibatkan Denny. Namun, lagi-lagi dijawab dengan kelakar,

Meski begitu, Denny meng­akui ada satu kasus yang paling mengu­ras pikirannya, yakni kasus kebocoran data dirinya. Kepada Andy, Denny pun menceritakan sejauh mana kasus itu berimplikasi pada kehidupan dan keluarganya.(M-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat