visitaaponce.com

Tingkat Risiko Inflamasi Lebih Besar Ditemukan Pada Pria Yang Hidup Sendiri

Tingkat Risiko Inflamasi Lebih Besar Ditemukan Pada Pria Yang Hidup Sendiri
Ilustrasi(healthyfood.com)

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bertahun-tahun hidup sendiri dapat memiliki efek berbahaya pada kesehatan seseorang. Selain itu, sebuah studi baru menunjukkan bahwa setidaknya salah satu dari dampak tersebut mungkin sangat buruk bagi pria.

Dr. Karolina Davidsen, rekan peneliti di Departemen Kesehatan Masyarakat di Universitas Kopenhagen menjelaskan jika pada wanita, tim tidak menemukan efek seperti itu. Studi ini mengamati sampel darah dari 4.835 peserta dari Copenhagen Aging and Midlife Biobank untuk memeriksa tingkat peradangan atau inflamasi.

Inflamasi ialah respons alami sistem kekebalan tubuh atas penyakit atau cedera yang dialami. Peradangan memang baik untuk tubuh tetapi jika sel-sel kekebalan tubuh mulai bereaksi berlebihan maka akan berbahaya untuh tubuh. Peradangan kronis ini memiliki beberapa penyebab termasuk makanan manis dan berlemak, gangguan autoimun, cara menangani stres, hingga virus atau bakteri.

Dilansir dari cnn.com, Rabu (22/11), studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ, mengamati orang yang hidup sendiri dan jumlah orang yang putus cinta secara signifikan. Hubungan antara perasaan kesepian dan dampak kesehatan yang merugikan telah didokumentasikan dengan baik, kata Dr. Peter Libby, spesialis pengobatan kardiovaskular di Brigham and Women's Hospital, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Studi ini memperkuat hubungan yang telah dilihat para ahli antara sistem saraf dan inflamasi, yang merupakan kontributor signifikan terhadap penyakit jantung. "Ada peningkatan pemahaman tentang hubungan mendasar antara stres psikologis dan variabel biologis yang terkait dengan peradangan," kata Libby.

Para wanita yang berpartisipasi dalam penelitian ini tidak menunjukkan hubungan yang kuat antara hidup sendiri atau putus cinta dan peradangan, tetapi Davidsen mencatat bahwa mungkin sebagian merupakan hasil dari jumlah peserta wanita yang lebih sedikit dibandingkan dengan pria yang terlibat dalam penelitian ini.

Usia rata-rata dari mereka yang diteliti adalah 54,5 tahun, dan ada kemungkinan dampak putus cinta dan tahun-tahun hidup sendiri akan berlanjut seiring bertambahnya usia peserta. Mengetahui bahwa risiko peradangan dapat meningkat, Libby menyarankan pasien untuk menjalani gaya hidup sehat.

"Ketika menghadapi kesulitan dalam bentuk apa pun, aktivitas fisik secara teratur dan diet sehat dapat membantu kesejahteraan, baik psikologis maupun biologis," saran Libby.

Kesepian telah dikaitkan dengan penurunan kesehatan, kesejahteraan dan kognisi, tetapi hidup sendiri tidak selalu berarti kesepian. Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian telah menunjukkan lebih banyak orang tidak menikah dan hidup sendiri, namun data telah mengungkapkan bahwa kesepian menurun dari usia 50 sampai sekitar pertengahan 70-an, kata Louise Hawkley, seorang ilmuwan senior di organisasi penelitian nonpartisan NORC di Universitas Chicago.

Menurut penelitian Hawkley tahun 2019, menemukan jejaring sosial yang beragam, dan rasa kontrol atas kehidupan seseorang, memiliki dampak signifikan pada seberapa kesepian yang dirasakan seseorang.

Bagi sebagian orang, menjadi lajang bahkan merupakan keuntungan, menurut Elyakim Kislev, asisten profesor di The Hebrew University of Jerusalem. Kislev menganalisis database AS dan Eropa, termasuk Biro Sensus AS dan Survei Sosial Eropa, sebagai bagian dari penelitian tren dalam kelajangan dan apa yang membuat beberapa lajang bahagia.

Dia menemukan perbedaan utama antara lajang yang bahagia dan lajang yang tidak bahagia umumnya bergantung pada apakah mereka menginternalisasi stereotip tentang menjadi lajang atau mengabaikannya. Kesepian beberapa orang lajang yang bahagia juga diimbangi dengan mendapatkan pengalaman seru, seperti jalan-jalan atau mencari hobi baru. Mereka menggunakan waktu mereka sendiri untuk mengisi diri mereka sendiri dan diberdayakan dengan berfokus pada diri mereka sendiri pada saat-saat ini.

Libby mengatakan jika studi terbaru menyoroti risiko pria yang hidup sendiri, tetapi kesehatan memiliki banyak segi dan faktor risiko, memaksimalkan kesehatan, dan mengobati peradangan yang muncul dengan bantuan dokter dapat membantu seseorang menjalani hidup sehat.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat