Ilmuwan Jepang Berhasil Ciptakan Tikus Kloning dari Sel Kulit Mati
![Ilmuwan Jepang Berhasil Ciptakan Tikus Kloning dari Sel Kulit Mati](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/07/34068596996bf446e19249f3861c9cda.jpg)
Para ilmuwan di Jepang berhasil menciptakan tikus kloning dari sel-sel kulit kering beku pertama di dunia. Hal ini bertujuan untuk membantu para konservasionis menghidupkan kembali populasi spesies yang terancam punah.
Terobosan ini menyadarkan pentingnya untuk menyimpan sel-sel kulit dari hewan, karena sel-sel tersebut dapat digunakan untuk membuat kloning yang meningkatkan keragaman genetik spesies jika mereka terancam punah di masa depan.
Para ilmuwan kini telah menggunakan sel-sel beku untuk menghasilkan kloning untuk proyek-proyek konservasi. Sel-sel itu disimpan dalam nitrogen cair yang mahal dan berisiko. Sebab, jika ada pemadaman listrik atau nitrogen cair tidak diisi ulang secara teratur, sel-sel itu akan meleleh dan menjadi tidak dapat digunakan. Sperma kering beku juga dapat digunakan untuk membuat klon, tetapi tidak dapat diperoleh dari semua hewan.
“Jika sel-sel ini dapat diawetkan tanpa nitrogen cair menggunakan teknologi pengeringan beku, ini memungkinkan sumber daya genetik dari seluruh dunia disimpan dengan murah dan aman,” kata Prof Teruhiko Wakayama yang memimpin penelitian di Universitas Yamanashi di Jepang, seperti dilansir The Guardian, Kamis (7/7).
“Negara-negara berkembang akan dapat menyimpan sumber daya genetik mereka sendiri yang berharga di negara mereka sendiri. Juga, bahkan pada spesies yang terancam punah di mana hanya jantan yang bertahan hidup, teknologi ini dapat digunakan untuk menciptakan betina untuk menghidupkan kembali spesies tersebut.”
Dalam karya terbaru itu, para peneliti membekukan sel-sel kulit kering dari ekor tikus dan menyimpannya hingga sembilan bulan sebelum mencoba membuat klon dari mereka. Proses pengeringan beku membunuh sel-sel, tetapi para ilmuwan menemukan bahwa mereka masih dapat membuat embrio kloning tahap awal dengan memasukkan sel-sel mati ke dalam telur tikus yang intinya telah dihilangkan.
Embrio tikus tahap awal ini, yang dikenal sebagai blastokista, digunakan untuk membuat stok sel induk yang dimasukkan melalui putaran kloning lagi. Sel-sel induk dimasukkan ke dalam telur tikus yang dikosongkan dari inti mereka sendiri, yang mengarah ke embrio pengganti tikus yang dibawa ke masa kehamilan.
Tikus kloning pertama, bernama Dorami, diambil dari nama robot pecinta roti melon dalam seri Manga Doraemon. Setelah itu diikuti oleh 74 tikus lainnya. Untuk memeriksa apakah tikus hasil kloning itu klon memiliki kesuburan yang sehat, sembilan betina dan tiga jantan dikawinkan dengan tikus normal.
Meski berhasil, prosesnya tidak efisien – membekukan DNA yang rusak di sel kulit – dan tingkat keberhasilan untuk menciptakan anak tikus betina dan jantan yang sehat hanya 0,2 hingga 5,4%. Di beberapa sel, kromosom Y hilang, menyebabkan tikus betina lahir dari sel yang diperoleh dari hewan jantan.
“Jika perlakuan yang sama dapat dilakukan pada spesies yang terancam punah di mana hanya jantan yang bertahan hidup, akan memungkinkan untuk menghasilkan betina dan melestarikan spesies secara alami, “tulis para penulis di Nature Communications. (M-4)
Terkini Lainnya
Baru Dirilis, Pengelolaan Situs Prasejarah di Bulu Sipong akan Ikuti Dokumen Rencana Pengelolaan Warisan Budaya (CHMP)
Empat Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat
Menteri LHK: RUU KSDAHE Penting untuk Perkuat Konservasi di Indonesia
RUU KSDHAE Perberat Sanksi Bagi Penjahat Lingkungan
Warga Pesisir Muara Gembong Tanam 2.500 Mangrove Hadapi Perubahan Iklim dan Abrasi
Keanekaragaman Hayati Terjaga, Keberadaan Orang Utan Ditemukan di Area Reklamasi
Puti Malabin, Seekor Harimau Sumatra Kembali ke Habitatnya
Bandung Zoo Lepas Liarkan 5 Satwa di Karawang
Tersangka Penjual Sisik Trenggiling Diancam 5 Tahun Penjara dan Denda Rp100 Juta
Lebih dari 600 Ribu Satwa Liar Lahir Sepanjang 2015 hingga 2024
Seekor Gajah Sumatra Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau
Tujuh Satwa Dilindungi dari Kandang di Rumah Bupati Langkat Jalani Rehabilitasi
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap