visitaaponce.com

Di Balik Keindahan Sebilah Keris

Di Balik Keindahan Sebilah Keris
Pameran Keris bertajuk "Keris Indonesia For Peace and Humanity" di Bentara Budaya, Jakarta(MI/Devi Harahap)

Keris sebagai sebuah karya budaya berupa senjata yang monumental, tidak hanya diakui sebagai warisan budaya kemanusiaan, akan tetapi juga salah satu identitas yang khas dan memiliki tempat tersendiri bagi bangsa dan masyarakat Indonesia

Keindahan keris juga telah dikukuhkan oleh lembaga kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia, UNESCO sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Takbenda Warisan Manusia (A Masterpiece of The Oral and Inteligible Heritage of Humanity). Dunia mengakui bahwa keris Indonesia sejak dulu tidak hanya memiliki fungsi tradisional sebagai senjata, akan tetapi juga menjadi obyek spiritual.

Dalam rangka memperingati 17 tahun diproklamasikannya Keris Indonesia sebagai warisan kemanusiaan dunia pada 25 November 2005 di Paris oleh UNESCO, Komunitas Cinta Budaya (KCB) bekerja sama dengan Bentara Budaya Jakarta serta Museum Pusaka TMII, menggelar Pameran Keris bertajuk "Keris Indonesia For Peace and Humanity" berlangsung 22 sampai 27 November 2022.

"Ini pengakuan yang memiliki alasan jelas, karena keris berdenyut hidup dalam masyarakat Indonesia. Dalam berbagai folklore banyak sekali legenda keris, kita lihat Keris hadir di cerita Ken Arok dan Ken Dedes. Kita juga mengenal keris yang digunakan pangeran Diponegoro. Dalam berbagai kisah ada keris yang bisa berdiri, terbang dan sebagainya," ujar Ilham Khoiri selaku Manager Bentara Budaya Jakarta saat ditemui Media Indonesia pada Selasa, (22/11) malam.

Pendapat senada disampaikan Ketua Panitia Pameran, Toni Junus. Ia menyebutkan keris merupakan warisan budaya yang membawa pesan-pesan luhur dari para empu yang dapat diinterpretasikan dari segala aspek.

"Di masa yang akan datang, merupakan sebuah tanggung jawab untuk terus merawat dan mengkaji keris sepuh sambil tetap menciptakan keris muda. Semoga pameran ini bisa memberikan pencerahan dan menambah literatur mengenai keris," kata Toni Junus selaku Ketua Panitia Presidium Pameran Keris Indonesia For Peace and Humanity.

Sebagai bentuk penghargaan dan upaya pelestarian terhadap keris sebagai warisan budaya yang tak ternilai, pameran ini menyuguhkan 150 Keris Kasepuhan dan Kamardikan karya para empu Nusantara yang berasal dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Madura, Bali dan Lombok. Keris yang dihadirkan berasal dari era kerajaan-kerajaan di Nusantara, hingga keris kamardikaan atau keris muda yang dibuat setelah era kemerdekaan.

Melalui pameran ini, para pecinta keris ingin menunjukkan semangat dari para pecinta keris untuk menempatkan keris sebagai budaya yang harus dilestarikan dalam konteks kekinian. Tak lagi dipandang sebagai senjata untuk bertarung, pameran ini menjadikan keris sebagai karya seni untuk memperkuat hubungan persahabatan antarmanusia.(M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat