visitaaponce.com

Tips Mencegah Tripeldemik Menurut Pakar Kesehatan

Tips Mencegah Tripeldemik Menurut Pakar Kesehatan
ilustrasi: Himbauan memakai masker(Antara)

Di negara-negara yang kini menghadapi musim dingin, masalah kesehatan akibat tripeldemik cukup banyak terjadi. Sebenarnya tidak ada definisi ilmiah khusus tentang istilah tripeldemik (“tripledemic”). Menurut Prof Tjandra Yoga Aditama ini hanyalah suatu keadaan pada waktu yang sama ada peningkatan kasus dari tiga penyakit yang menyerang paru dan saluran napas, yaitu  covid-19, flu, dan juga infeksi akibat RSV (“respiratory syncytial virus”) yang dapat mengakibatkan peningkatan jumlah pasien di rumah sakit. 

Ia menyarankan untuk mencegah tripeldemik adalah dengan menerapkan protokol kesehatan yakni dengan mencuci tangan, memakai masker dan sebisa mungkin menghindari kerumunan.  “Karena inilah Wali Kota New York di awal Desember lalu kembali menganjurkan pemakaian masker, mencuci tangan dan sedapat mungkin menghindari kerumunan, apalagi kalau sedang sakit dan atau orang yang berisiko tertular sakit,” ujar Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini dalam keterangannya kepada Media Indonesia, Senin (26/12).

Menurut Tjandra tentu cara pencegahan lainnya adalah dengan vaksin. Jenis vaksin terbaru covid-19 adalah yang bivalen, yang dapat menangani varian lama dan varian Omicron. “Kita tentu berharap agar vaksin covid-19 bivalen juga segera tersedia di negara kita,” ujarnya.

Selain vaksin covid-19, Tjandra mengatakan,  penyediaan vaksin untuk flu juga penting.  Menurutnya, vaksin flu memang sudah lama tersedia, namun setiap tahun komposisinya berubah sesuai perkembangan yang ada, dan berbeda pula untuk negara/daerah, terutama di belahan dunia atas dan bawah katulistiiwa.

Vaksin flu yang kini digunakan, lanjut dia,  adalah dalam bentuk kuadrivalen karena mencakup 4 strain influenza yang sekarang beredar. “Akan baik juga kalau vaksin flu terus disosialisasikan di negara kita, selain juga vaksin pneumonia yang anjurannya adalah lebih untuk mereka yang berusia di atas 50 atau 60 tahun.”

Untuk penyakit akibat RSV (“respiratory syncytial virus”), Tjandra mengatakan memang belum ada vaksinnya. Untuk pencegahannya, selain menrapkan prokes 3M, dapat digunakan obat palivizumab. Ini adalah suatu bentuk terapi antibodi untuk mencegah bayi dan anak mendapat infeksi berat akibat RSV dan harus dirawat di rumah sakit.

“Memang biasanya infeksi RSV terjadi pada anak-anak. Namun kini situasinya agak berubah. Memang kaum dewasa yang terinfeksi RSV biasanya gejalanya ringan saja, tetapi setidaknya di Amerika Serikat ada kecenderungan lebih banyak kaum dewasa yang infeksi RSV-nya cukup berat dan bahkan masuk rumah sakit.”

Mengutip data “Centers for Disease Control and Prevention - CDC” Amerika Serikat, Tjandra mengungkapkan, kaum dewasa di negara itu yang dirawat di rumah sakit karena RSV tahun ini adalah 10 kali lebih banyak dari tahun sebelumnya. (M-3)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat