visitaaponce.com

Jumlah Kupu-kupu Monarki di Meksiko Turun Drastis

Jumlah Kupu-kupu Monarki di Meksiko Turun Drastis
Jumlah populasi kupu-kupu monarki yang terancam punah mengalami penurunan signifikan di situs musim dingin mereka di Meksiko. (AFP)

JUMLAH populasi kupu-kupu monarki yang terancam punah mengalami penurunan tajam di situs musim dingin mereka di Meksiko. Para ahli menyalahkan penurunan yang "mengkhawatirkan" ini terutama pada perubahan iklim dan penggunaan pestisida.

Serangga berwarna oranye, hitam, dan putih ini menutupi 0,90 hektare (2,2 hektare) hutan pada musim 2023-2024, kata Gloria Tavera, direktur konservasi di Komisi Nasional untuk Kawasan Lindung Alam, dalam sebuah konferensi pers.

Itu menandai penurunan 59% dari tahun sebelumnya, ujarnya.

Baca juga : BPDPKS Buka Call for Proposal sampai 17 Maret 2024

"Banyak hal yang berhubungan dengan perubahan iklim - kekeringan dan suhu tinggi di tempat berkembang biak dan di habitat sepanjang rute migrasi," kata Tavera.

Penggunaan herbisida di ladang tanaman penghisap susu (milkweed) - tanaman tempat kupu-kupu ini makan saat masih ulat - di Amerika Serikat dan Kanada juga dianggap sebagai faktor utama.

Gregory Mitchell, ilmuwan peneliti di Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada, menggambarkan angka ini sebagai "berita yang mengkhawatirkan."

Baca juga : Dugaan Jasad Makhluk Bukan Manusia Ditampilkan di Kongres Meksiko

Namun, para konservasionis "memiliki alat dan semangat" untuk membantu pemulihan monarki, katanya.

Pada tahun 2022, kupu-kupu monarki migran ditambahkan ke Daftar Merah dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) sebagai spesies yang terancam punah.

Serangga ini melakukan perjalanan lebih dari 4.000 kilometer (2.500 mil) dari Kanada untuk menghabiskan musim dingin di Meksiko sebelum kembali.

Baca juga : Studi: Limbah Mikroplastik Muara Sungai ke Teluk Jakarta Meningkat 10 Kali Lipat

Pembela satwa liar mengatakan bahwa penebangan hutan merupakan ancaman besar terhadap habitat mereka di Meksiko, salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi para aktivis lingkungan.

Pembunuhan yang diduga terhadap aktivis konservasi kupu-kupu terkemuka, Homero Gomez, pada tahun 2020, menunjukkan bahaya dari melawan pembalak ilegal di negara Amerika Latin tersebut. (AFP/Z-3)

Baca juga : Riset ini Temukan Kaitan Pestisida dengan Penyakit Ginjal Kronis

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat