Mengkhawatirkan, Sampah Plastik Sekali Pakai Kian Melonjak
![Mengkhawatirkan, Sampah Plastik Sekali Pakai Kian Melonjak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/02/3557493229f979307ee5113a3fa06e06.jpg)
Menurut laporan terbaru dari Filantropi Minderoo Foundation dalam Indeks Pembuat Sampah Plastik kedua yang dirilis pada Senin (6/2), menemukan bahwa dunia menghasilkan 139 juta metrik ton sampah plastik sekali pakai (polimer) pada 2021. Hal ini berarti meningkat hingga 6 juta metrik ton lebih banyak jika dibandingkan dengan kondisi di 2019, ketika indeks pertama dirilis.
Tambahan sampah plastik yang dihasilkan dalam dua tahun tersebut setara dengan hampir satu kilogram lebih banyak untuk setiap orang di planet ini dan didorong oleh permintaan akan kemasan fleksibel seperti plastik lebih tipis dan sachet. Laporan tersebut juga menegaskan bahwa dunia juga telah menghasilkan rekor jumlah emisi karbon.
Sebenarnya, dalam beberapa tahun terakhir, berbagai negara telah mencanangkan gerakan dalam mengurangi volume plastik sekali pakai, melarang produk seperti sedotan sekali pakai, peralatan makan sekali pakai, wadah makanan, penyeka kapas, tas, dan berbagai bahan polimer.
Pada bulan Juli, California menjadi negara bagian AS pertama yang mengumumkan penurunan 25% dalam penjualan kemasan plastik pada tahun 2032. Sementara itu pada bulan Desember, Inggris memperpanjang daftar barang terlarangnya dengan memasukkan baki sekali pakai, tongkat balon dan beberapa jenis cangkir polistiren dan wadah makanan. Larangan juga diberlakukan oleh sebagian besar wilayah Uni Eropa, Australia dan India.
Akan tetapi, laporan tersebut juga menemukan bahwa daur ulang tidak meningkat cukup cepat dalam menangani jumlah plastik yang diproduksi. Hal ini menunjukkan bahwa produk bekas jauh lebih mungkin dibuang di tempat pembuangan sampah, di pantai dan di sungai dan lautan daripada mengubahnya menjadi barang daur ulang.
Indeks tersebut menyebutkan hanya dua perusahaan dalam industri petrokimia yang mendaur ulang dan memproduksi polimer daur ulang dalam skala besar yaitu perusahaan asal Taiwan Far Eastern New Century dan Indorama Ventures asal Thailand sebagai produsen PET daur ulang terbesar di dunia untuk botol minuman.
Menurut laporan tersebut, Indorama Ventures juga berada di urutan keempat dalam daftar 20 produsen polimer terbesar di dunia yang digunakan dalam plastik sekali pakai. Daftar tersebut dipimpin oleh perusahaan minyak utama AS ExxonMobil (XOM), Sinopec China (SHI) dan kelas berat AS lainnya, Dow (DOW).
Menurut analisis dari Carbon Trust dan Wood Mackenzie, dalam membuat polimer terikat untuk plastik sekali pakai, 20 perusahaan tersebut menghasilkan sekitar 450 juta metrik ton emisi gas rumah kaca, hal ini kira-kira setara dengan jumlah total emisi di Inggris.
"Hal ini tidak diragukan lagi bawa masalah polusi plastik semakin besar dan didorong oleh produsen polimer. Dan tentu saja ini didorong oleh sektor minyak dan gas," kata Andrew Forrest, pendiri Minderoo dan Kepala Eksekutif Bijih Besi dan Logam Fortescue Raksasa seperti dilansir dari CNN pada Senin (6/2).
Forrest mengusulkan agar "premi polimer" pada setiap polimer plastik yang terbuat dari bahan bakar fosil untuk memberi orang, perusahaan, dan pemerintah insentif keuangan bisa didaur ulang lebih banyak. "Di dunia maju, pembayaran polimer itu akan mengarah pada pengumpulan mekanis otomatis," jelasnya.
Tahun lalu, Majelis Lingkungan PBB pembuat keputusan tingkat tertinggi di dunia tentang lingkungan telah menyetujui perjanjian polusi plastik global pertama di dunia. Secara jangka panjang, sebuah komite dipersiapkan untuk membahas siklus permasalahan plastik, mulai dari produksi dan desainnya hingga pembuangannya. (CNN/M-2)
Terkini Lainnya
KLHK Tegaskan Komitmen Akhiri Polusi Plastik lewat Kampanye Resik
Kiat Tampil Glowing Sekaligus Peduli Lingkungan
Biopac Bawa Misi Kurangi Sampah Plastik Sekaligus Hindarkan Masyarakat Pesisir dari Human Trafficking
Biopac Giat Edukasi Masyarakat Kurangi Penggunaan Plastik
Dunia Semakin Darurat Sampah Plastik
Kota (dalam) Plastik
Balon Berisi Sampah dari Korea Utara Terdeteksi Menggandung Parasit
1,5 Bulan ke Depan, Sampah di Sungai Citarum Wilayah Batujajar Bisa Bersih
Kerahkan 1000 Petugas Kebersihan, Sampah Puncak HUT Jakarta Capai 33 Ton
Bentuk Komunitas Kelola Sampah Rumah Tangga secara Mandiri
Kapasitas TPA Cikundul di Kota Sukabumi makin Terbatas
KLHK Hentikan Tiga Perusahaan Penyebab Polusi Udara di Jabodetabek
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Puncak Haji Berbasis Fikih
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap