visitaaponce.com

Mendesain Cerita dan Akses Kerja Penulis Skenario

Mendesain Cerita dan Akses Kerja Penulis Skenario
Suasana diskusi Designing Stories, Utilizing Design Thinking in Story Making di Jakarta, Selasa, (28/3).(MI/Fathurrozak)

PROSES kelahiran film tidak terlepas dari kehadiran skenario yang menjadi ruhnya. Sebelum hadir skenario, ada serentetan proses yang perlu dilalui. Skenario untuk film tidak lahir hanya dari sekali tik, tapi bermula dari ide yang diramu hingga menjadi gagasan yang lebih matang.

Penulis skenario Lintang Pramudya Wardani, yang juga mendirikan perusahaan pengembangan cerita Goodscript, mengungkap seorang penulis skenario harus siap digempur banyak pertanyaan ketika menyampaikan suatu ide.

“Ketika ide itu diterima untuk dikembangkan, baru akan dibuat premisnya, karakter, dan sinopsisnya. Tergantung apakah untuk film atau serial. Semua penulis wajib bikin deck untuk dipresentasikan. Kami sudah bikin perpustakaannya (ide skenario), jadi ketika ketemu calon mitra, kami akan pitch,” jelas Lintang tentang sekilas proses pengembangan ide menuju penulisan skenario dalam diskusi bertajuk Designing Stories, Utilizing Design Thinking in Story Making di Lasalle Jakarta, Jakarta, Selasa, (28/3).

Sutradara dan penulis skenario Jason Iskandar menjelaskan, secara sederhana, runutan sebelum menulis skenario adalah menemukan dan menyepakati ide cerita,  lalu ke proses penulisan sinopsis pendek dan panjang, untuk kemudian dibuat rancangan/rencana (treatment) yang di dalamnya membicarakan karakter, tempat, latar, dan struktur cerita. 

“Kalau sudah tepat dan jelas, baru masuk ke draft pertama (skenario). Dari treatment ke naskah skenario itu ada juga disebut scriptment, skenario yang belum ada dialognya,” tambah Jason.

Sejauh pengalaman Lintang dengan timnya, skenario yang lolos diproduksi, juga masih akan memakan waktu tidak sebentar. Mulai dari pembangunan karakter dan dunianya, hingga menciptakan dialog.

“Jadi nanti produser atau sutradara tinggal ke teknisnya, seperti lokasi atau eksekusinya. Tapi esensinya, pembentukan dunia karakternya itu ada di proses pengembangan,” lanjut Lintang.

Riset pasar

Salah satu cara lain yang ditempuh oleh Skriptura, unit perusahaan pengembangan naskah skenario di bawah grup Visinema, adalah dengan melibatkan periset pasar. Tujuannya adalah untuk mengetahui orientasi pasar yang selalu berubah.

“Ini mulai dari dua tahun terakhir, mulai dari NKCTHI, Keluarga Cemara,” terang Irfan Ramli dari Skriptura kepada Media Indonesia

“Minimal tahu orientasi market yang berubah-ubah. Misal periode sekarang horornya sekian, periode berikutnya horornya beda lagi. Kalau sebelumnya ya pakai persepsi saja. Dengan (ada riset) ini, minimal punya informasi, dengan persepsi banyak orang.”

Utamanya lagi, jalan itu ditempuh dalam mengembangkan skenario yang basisnya dari manajemen kekayaan intelektual (intellectual property/IP) yang sudah ada. Ketika misalnya akan membuat sekuel film, menurut Ipang, sapaan akrab Irfan, riset pasar menjadi kian urgen. 

Akses dan pasar kerja penulis skenario

Di Indonesia sendiri, unit bisnis yang berfokus dalam menyediakan servis pengembangan naskah skenario seperti Goodscript maupun Skriptura belum jamak. 

Goodscript, biasanya akan menabung dek presentasi ide skenario dari beragam genre. Tatkala sewaktu-waktu ada produser datang, tinggal ditawarkan. Atau, bisa juga produser datang ke Goodscript untuk minta dibuatkan skenario tertentu. Sementara itu, Skriptura, sejauh ini melayani kebutuhan dari grup Visinema baik untuk layar lebar, konten digital, maupun OTT.

Lintang menilai, perusahan seperti miliknya bisa menjadi wadah bagi para penulis skenario untuk melompat ke industri film. “Aksesnya masih terbatas untuk menuju ke situ (industri). Misalnya saja untuk presentasi ke programmer televisi, itu saja butuh koneksi tertentu. Ketemu produser, belum tentu semua penulis bisa. Karena itu akhirnya kami membentuk Goodscript, agar para penulis ini punya aksesibilitas ke industri,” sebut penulis film Saus Kacang (2008) dan DJS The Movie: Biarkan Aku Menari.

Bagi Ipang, Skriptura diciptakan untuk setidaknya turut menciptakan kondisi kerja yang ideal bagi para penulis skenario. Dengan kian bertambahnya proyek-proyek konten saat ini di Indonesia, menurut penulis skenario Keluarga Cemara 2 itu, suplai sumber daya manusianya (penulis skenario) juga harus bertambah agar seimbang.

“Tentu saja saat ini yang dibutuhkan adalah human capital, sumber daya dengan kapasitas penulisan skenario baik. Dunia berkembang dengan cepat, utuh orang yang disiplin, adaptif, dan responsif dengan fenomena dan hal baru. Di waktu yang sama, industrinya juga harus settled. Orang harus dipekerjakan dengan baik juga. Kalau industrinya sehat, ya seharusnya situasi itu akan ada.” (M-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat