visitaaponce.com

Tahun Lalu, 50 Film Indonesia Tampil di 24 Festival

Tahun Lalu, 50 Film Indonesia Tampil di 24 Festival
Trailer film Sewu Dino.(Dok Youtube)

MENYAMBUT Hari Film Nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media mengungkapkan transformasi yang telah membuka era keemasan baru dalam perfilman nasional. Tahun lalu, perfilman Indonesia mencapai puncaknya dengan penampilan 50 judul film di 24 festival film internasional pada 18 negara. 

"Capaian ini merupakan momen paling gemilang dalam sejarah perfilman kita, membuktikan strategi dan dukungan pemerintah dalam mengangkat industri film kita ke tingkat berikutnya," ujar Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/3). 

Peringatan Hari Film Nasional juga menjadi momentum untuk menyoroti berbagai program peningkatan literasi dan apresiasi film, seperti Indonesiana Film dan berbagai inisiatif lain yang memperkaya keterampilan dan jaringan para sineas muda Indonesia. "Strategi ini bertujuan menjaga animo penonton, meningkatkan kehadiran film Indonesia di tingkat internasional, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produksi film," imbuh Mahendra.

Baca juga : Kemendikbud-Ristek Siap Semarakan Peringatan Hari Film Nasional 2024

Kemendikbud-Ristek juga telah mengambil langkah strategis dalam mendukung peningkatan literasi dan apresiasi film melalui berbagai program. Salah satunya Indonesiana Film, lokakarya penulisan skenario yang dibimbing oleh profesor dari University of Southern California, yang berfokus pada pengembangan narasi lokal Indonesia. 

"Program ini bertujuan menghasilkan cerita-cerita yang kuat dengan nilai-nilai moral dan kearifan lokal, sekaligus meningkatkan eksposur dan pendapatan daerah tempat syuting," ujar Mahendra. Sampai saat ini, Bank Naskah Indonesiana Film telah menghasilkan 33 naskah yang meliputi 4 naskah pada 2020, 10 naskah di 2021, 9 naskah di 2022, dan 10 naskah di 2023.

Kemendikbudristek secara konsisten mendukung Festival Film Indonesia (FFI), yang berlangsung sejak 1955, dan festival film regional. Sepanjang 2023 Kemendikbudristek memfasilitasi lebih dari 20 festival film dari Sabang sampai Merauke termasuk Balinale (Bali International Film Festival), Lake Toba Film Festival, UI Film Festival (UI), Kenduri Serumpun Melayu Film Festival di Jambi, Jogja Asian NetPAC Film Festival (JAFF), Flobamora Film Festival di NTT, dan masih banyak lagi. Hal ini bertujuan mengapresiasi karya seniman lokal serta mengidentifikasi dan mengasah bakat-bakat muda dalam rangka menguatkan ekosistem perfilman nasional.

Baca juga : Film Pertama Asia Tenggara sebagai Program Filmed for IMAX

Mahendra juga menjelaskan bahwa Kemendikbud-Ristek mengorganisasi pemutaran khusus (nonton bareng/nobar). "Hal ini dilakukan untuk mempertahankan minat penonton, menjaga aksesibilitas, dan apresiasi terhadap film Indonesia," katanya. Program ini telah diselenggarakan di 29 kota dari 2020 hingga 2023 dengan jumlah penonton yang terus meningkat secara signifikan dari 6.332 pada 2020 menjadi 5.095 di 2021, melonjak ke 9.186 pada 2022, dan mencapai 10.952 di 2023.

Di sisi lain, Kemendikbud-Ristek juga mengakui peran penting komunitas film lokal melalui inisiatif AFI (Apresiasi Film Indonesia), yang telah berkolaborasi dengan Cinema Poetica dan Rangkai.id untuk mendata komunitas film. Sejak dimulai pada 2022, program ini telah menjangkau 79 komunitas di 10 kota. Pada 2023, program ini diperluas dengan penelitian di 5 kota baru dan 3 kota dengan program tindak lanjut. 

Sepanjang 2023, terdapat lebih dari 20 film yang memiliki penonton lebih dari 1 juta orang. Sebut saja, Sewu Dino (4.891.609), Air Mata di Ujung Sajadah (3.127.671), dan Petualangan Sherina 2 (2.414.504). Ini menunjukkan diversifikasi genre dan minat penonton yang luas. (Z-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat