visitaaponce.com

Jumlah Restoran Halal di AS Meningkat Hingga 13 Ribu

Jumlah Restoran Halal di AS Meningkat Hingga 13 Ribu
ilustrasi label halal(AFP/JEFF PACHOUD)

MENINGKATNYA tren makanan halal dan jumlah umat muslim di Amerika Serikat menjadikan bisnis restoran halal cukup menjanjikan untuk dikembangkan.

Sebuah studi terbaru mengungkapkan fakta jumlah restoran halal di negara dengan minoritas Muslim ini mengalami peningkatan pesat dalam kurun waktu seperempat abad. 

Hal ini terlihat dari cerita salah satu Muslim di AS, Shahed Amanullah yang merupakan pendiri situs web Zahidah dan mengurusi daya daftar bisnis halal. Dia memulai sebuah situs website dengan mengumpulkan daftar bisnis halal di negara tersebut pada 1998. 

Seperti dilansir dari laman resmi pemerintah AS, share.america.gov, pada 1998, Shahed menemukan 200 restoran di AS yang menyediakan makanan sesuai dengan hukum syariat Islam dan disajikan sesuai prinsip halal dalam Islam. 

Pada awal 2023, situs tersebut melacak dan menemukan hampir 13 ribu restoran halal telah berdiri di AS dengan menu-menu yang menyajikan berbagai masakan dunia mulai dari Malaysia hingga Meksiko. Pangsa pasar muslim AS dari populasi masyarakat asli AS juga tumbuh pesat.

Sementara itu, penelitian dari lembaga Pew Research Center memproyeksikan jumlah tersebut menjadi lebih dari dua kali lipat yakni dari 0,9% menjadi 2,1% sebagai bagian dari populasi pada periode 2010 hingga 2050. Pew juga memprediksi pada 2050, jumlah orang Islam di Amerika Serikat diprediksi mencapai 8,09 juta jiwa dari total populasi 394,35 juta jiwa.

Secara kuantitas, pembukaan restoran halal baru-baru ini jauh melebihi angka penelitian tersebut dan mencerminkan adanya pengaruh partisipasi Muslim yang lebih besar dalam ekonomi Amerika. 

Menurut Shahed, hingga awal tahun 2000-an, relatif sedikit restoran halal yang tersedia di AS. Biasanya restoran tersebut berukuran kecil dan merupakan tempat makan keluarga dengan makanan rumahan untuk konsumen imigran Arab atau Asia Selatan.

Berkembangnya restoran makanan halal, menurut Shahed, menunjukkan muslim telah membentuk membentuk 1% populasi negara ini, namun di daerah metropolitan utama, jumlah tersebut melejit ke 5, 6 atau bahkan 10%.

Selisih harga yang sedikit antara daging halal dan lainnya juga memudahkan restoran untuk memilih halal. Shahed menyebutkan dua faktor ekonomi yang memfasilitasi ekspansi cepat restoran-restoran halal yaitu peningkatan produksi daging halal di negara bagian Midwestern seperti Kansas sebagai faktor utama penurunan biaya.

Baca juga: Restoran Halal Indonesia Pertama di Rusia Dibuka di Kazan

Sementara itu, penulis buku masak My Halal Kitchen, Yvonne Maffei, menjelaskan saat ini makanan halal telah berevolusi menjadi arus utama bagi masyarakat AS, sebuah perubahan besar yang dialami jika dibandingkan dengan makanan Meksiko selama paruh kedua abad ke-20.

“Sekitar 15 tahun yang lalu, ini menjadi perbincangan sebatas antara komunitas muslim, tetapi saat ini saya memiliki teman-teman yang belum pernah bepergian ke Timur Tengah atau tidak tahu apa itu halal, tetapi mereka tahu persis apa itu hummus, falafel, dan syawarma, dan mereka menyukainya,” ujar Maffei.

Dave’s Hot Chicken dan Elevation Burger merupakan beberapa contoh dari tren restoran, yang disebut Shahed dengan istilah “halal secara tak sengaja”. Restoran itu memilih pemasok daging halal berdasarkan standar kualitasnya dan waralaba tersebut terkejut ketika mendapati jumlah besar pelanggan Muslim setelah restoran tersebut didaftarkan dalam situs web Shahed. 

“Pemiliknya mengikuti ketentuan. Mereka secara resmi mengakuinya dan menempelkan stiker halal di jendela mereka,” ucap Shahed.

Adapula restoran La Tingeria yang terletak di Falls Church, Virginia, yang awalnya merupakan restoran Meksiko tradisional lalu dengan sengaja mengadopsi model halal setelah pemiliknya bereksperimen dengan menu halal dan mendapatkan permintaan yang tinggi.

“Mengelola makanan halal membedakan kami dengan banyak pesaing karena tidak ada tempat makan Meksiko lain yang inklusif terhadap komunitas muslim. Mereka masih menjual daging babi dan menyediakan alkohol. Kami benar-benar mengubah bisnis ini dengan menjadi halal lalu membuka pintu bagi kelompok orang yang benar-benar berbeda,” ujar Peña sang pendiri restoran. 

Di luar faktor ekonomi, Shahed juga memuji integrasi muslim yang lebih besar dalam masyarakat Amerika. Salah satu makanan halal yang telah berkembang pesat menjadi waralaba di AS adalah The Hallal Guys yang berada di salah satu sudut New York sejak 1990. Kini perusahaan waralaba makanan itu menyebar di berbagai penjuru Amerika. 

Seperti dilansir dari VOA Indonesia, di kawasan Queens, New York, sebuah jenama Madanni Hallal juga telah menyuplai daging halal ke berbagai restoran di New York sejak 27 tahun lalu. Madanni Hallal memperkirakan mayoritas pelanggannya adalah non-muslim.  

Raksasa toko makanan The Whole Foods mengakui makanan halal merupakan segmen yang paling meningkat penjualannya. Menurut peneliti dari Dinar Standards, Haroon Latif, saat ini banyak orang Amerika membeli daging halal tanpa menyadarinya.

"Daging halal tersedia di banyak peritel besar, seperti Costco, Walmart, dan toko independen lokal. Produknya tidak selalu berlabel halal, karena mereka khawatir mendapat kecaman dari pelanggan non-muslim," kata peneliti dari lembaga yang meriset pasar halal AS.(M-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat