visitaaponce.com

CBD, Senyawa Ganja Ditemukan pada Tanaman Gulma di Brasil

CBD, Senyawa Ganja Ditemukan pada Tanaman Gulma di Brasil
ilustrasi: Tanaman yang mengandung CBD, zat ganja, yang dikembangkan sebuah perusahaan farmasi di Prancis( JEAN-FRANCOIS MONIER / AFP)

Para ilmuwan telah menemukan cannabidiol, senyawa dalam ganja yang dikenal sebagai CBD, pada sebuah tanaman yang biasa tumbuh di semak belukar di Brasil.  

Ahli biologi molekuler Rodrigo Moura Neto dari Universitas Federal Rio de Janeiro mengungkapkan tim peneliti menemukan senyawa ini dalam buah dan bunga tanaman yang dikenal sebagai Trema Micrantha Blume, tanaman semak yang tumbuh di sebagian besar negara Amerika Selatan dan sering dianggap sebagai gulma.

“Penemuan ini membuka jalan baru yang potensial untuk menghasilkan zat yang semakin populer itu,” kata seorang peneliti utama, Kamis (15/6).

CBD, yang semakin banyak digunakan oleh beberapa orang untuk mengobati berbagai penyakit termasuk epilepsi, nyeri kronis, dan kecemasan, adalah salah satu senyawa aktif utama dalam ganja, bersama dengan tetrahydrocannabinol, atau THC - zat yang membuat penggunanya merasa mabuk.

Namun, efektivitas senyawa tersebut sebagai pengobatan medis masih dalam penelitian. Neto mengatakan analisis kimia telah menemukan "Trema" mengandung CBD tetapi bukan THC. Penggunaan zat (CBD) ini, kata dia,  tidak akan menghadapi masalah hukum, termasuk  peraturan mengenai ganja yang masih dilarang di banyak tempat, termasuk Brasil.  "Ini alternatif legal untuk menggunakan ganja. Ini adalah tanaman yang tumbuh di seluruh Brasil. Ini akan menjadi sumber cannabidiol yang lebih sederhana dan lebih murah."

Neto, yang belum mempublikasikan hasil penelitiannya, mengatakan dia sekarang berencana untuk meningkatkan studinya untuk mengidentifikasi metode terbaik untuk mengekstrak CBD dari "Trema" dan menganalisis keefektifannya pada pasien yang saat ini dirawat dengan terapi ganja medis.

Neto dan timnya baru-baru ini memenangkan hibah 500.000 real (US$104 ribu) dari pemerintah Brasil untuk mendanai penelitian, yang dia perkirakan akan memakan waktu setidaknya lima tahun untuk menyelesaikannya.

Sebuah studi tahun lalu oleh firma analisis pasar Vantage Market Research memerkirakan pasar global untuk CBD hampir US$5 miliar, dan memproyeksikannya akan tumbuh menjadi lebih dari US$47 miliar pada tahun 2028. Peningkatan permintaan ini, terutama dipicu oleh penggunaan zat tersebut untuk kesehatan dan kebugaran. (AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat