visitaaponce.com

Kegunaan QRIS yang Perlu Semua Orang Tahu

Kegunaan QRIS yang Perlu Semua Orang Tahu
Foto ilustrasi: Sejumlah pembeli memilih barang saat bazar UMKM di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/6/2023).(ANT/YULIUS SATRIA WIJAYA (STR) )

KEMAJUAN teknologi digital mendorong para pelaku usaha untuk melakukan adaptasi dengannya, termasuk pula pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Adaptasi dengan ekosistem digital tersebut akan memungkinkan pelaku UMKM untuk tidak saja bertahan, tapi juga berkembang (naik kelas).

Salah satu adaptasi yang dapat dan telah dilakukan banyak pelaku UMKM untuk menuju go digital, antara lain terkait dengan cara pembayaran transaksi yang memanfaatkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Dilansir dari web Bank Indonesia (BI), QRIS merupakan standardisasi pembayaran yang dikeluarkan oleh bank sentral dengan menggunakan metode QR Code. Tujuannya adalah untuk menciptakan proses transaksi yang lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.  Adapun sebelum kehadiran QRIS pada Agustus 2019, tidak jarang pelaku usaha (merchant) memiliki kode QR pembayaran masing-masing yang tentu menciptakan kompleksitas tersendiri.

BI mencatat, sejak peluncurannya sampai dengan Februari 2023, jumlah merchant yang terdaftar menggunakan QRIS telah mencapai sekitar 24,9 juta. Untuk terus meningkatkan penggunanya, otoritas sistem pembayaran giat  melakukan sosialisasi perihal kebermanfaatan QRIS bagi para pelaku usaha sehingga mereka memutuskan menggunakan QRIS sebagai pilihan metode transaksi.

Pendaftaran QRIS bagi merchant terbilang cukup mudah. Para pelaku usaha bisa menghubungi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang memiliki izin dan diawasi BI. Salah satu PJSP yang aktif melakukan pendekatan dengan UMKM adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Manager Divisi Micro Sales Management BRI Luthfi Adhitya mengatakan, munculnya berbagai platform fintech dan regulasi perbankan terkait anjuran cashless mendorong pihak penyelenggara untuk melakukan upaya yang sejalan dengan program regulator. Salah satu pendekatan pihaknya adalah dengan mengakuisisi merchant pengguna QRIS pada UMKM binaan bank pelat merah itu.

“Beberapa dilakukan secara bundling saat penawaran produk pinjaman atau simpanan, dimana saat memproses produk tersebut sekaligus dibuatkan QRIS serta diberikan edukasi bertransaksi menggunakan QRIS dengan aman. Contoh lain akuisisi QRIS oleh BRI yang pernah dilakukan yakni terfokus di kategori tertentu seperti kuliner dan sembako, karena berdasarkan data transaksi QRIS, terbesar di kategori tersebut,” kata Luthfi, di Jakarta, Senin (22/5).

la menambahkan, pada praktiknya, ada tantangan tersendiri pada segmen mikro di daerah rural yang mayoritas masih bertransaksi dengan uang tunai. Untuk merespons hal itu, BRI merilis program pemberian diskon 25% jika nasabah memakai metode pembayaran QRIS melalui aplikasi internet banking BRI.

Bukan tanpa kendala

Sate Asin Yuk! merupakan salah satu UMKM di Bogor yang dijalankan Isyaq Muhaqqiq. Pemilik usaha tersebut menjelaskan, usahanya itu berjalan sejak Maret 2023. Sejak awal didirikan, Sate Asin Yuk! sudah menggunakan QRIS sebagai salah satu pilihan metode dalam melakukan transaksi pembayaran.

“Sekarang ini ada tren penggunaan QRIS pada pelanggan untuk melakukan transaksi di manapun, sehingga sejak memulai usaha sudah diputuskan untuk menggunakan QRIS sebagai pilihan metode transaksi. QRIS bermanfaat karena memberikan kemudahan dalam sistem pembayaran dan memberikan pilihan metode pembayaran bagi pelanggan. Selain itu, pendataan pembayaran yang menggunakan QRIS tercatat dengan baik,” tutur Isyaq, di Bogor, Sabtu (20/5).

Akan tetapi, penggunaan QRIS bukan tanpa kendala.  Isyaq mengakui pernah beberapa kali mengalaminya, umpama berupa transaksi yang tidak tercatat, atau ada jeda (pending) cukup lama antara transaksi dan pencatatan pada aplikasi QRIS. Dirinya sebagai pelaku usaha berharap regulator akan terus memperbaiki dan mengoptimalkan fitur QRIS sehingga lebih lancar dan lebih sedikit terjadi error.

Dari sisi pembeli, kemudahan bertransaksi dengan QRIS memang menjadi daya tarik utamanya.  Sampai dengan Februari 2023, Bank Indonesia mencatat total pengguna QRIS telah mencapai 30,87 juta, meningkat dari 28,75 juta pada Desember 2022.

Mahasiswa Semester 8 IPB, Abqori Muhammad Hanif, menyebutkan, ia aktif bertransaksi dengan QRIS, saban hari kurang lebih dua kali. Ia pun tidak sendiri. Rekan-rekan kampusnya, menurut Hanif, juga acap memakai QRIS saat bertransaksi.

“Pakai QRIS pembayaran lebih praktis karena cashless dan tinggal scan QR Code aja. Saya merasa keuangan lebih terkontrol karena history transaksinya tercatat jelas. Selain itu, hampir semua merchant yang pernah saya datangi menyediakan pembayaran menggunakan QRIS,” ucapnya, di Bogor, Sabtu (20/5).

Pada akhirnya, adaptasi dan pemanfaatan teknologi digital menjadi suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari para pelaku usaha, sekalipun UMKM. Dengan dukungan pemerintah, BI, masyarakat pengguna, dan pemangku kepentingan lainnya, adaptasi tersebut dapat berjalan lebih mulus. Pendampingan UMKM untuk bisa Go Digital hingga menjadi UMKM Naik Kelas harus tetap dilakukan dan didukung bersama dengan pemanfaatan QRIS sebagai tahap awalnya. (M-2)

Tulisan ini merupakan buah karya penerima Beasiswa GenBI yang telah mengikuti pelatihan jurnalistik kerja sama Media Indonesia dengan Bank Indonesia pada Mei 2023.
 


Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat