visitaaponce.com

Ayah-Bunda jangan Asyik Main Ponsel, Ingat dampaknya pada Anak

Ayah-Bunda jangan Asyik Main Ponsel,  Ingat dampaknya pada Anak
ilustrasi: Pengguna ponsel(unsplash.Vitolda Kleincom)

Penggunaan gadget atau gawai, terutama telepon pintar kadang sering membuat orang lupa waktu. Tidak jarang saat ini banyak orangtua yang membiarkan buah hatinya bermain sendirian dan  mereka malah sibuk dengan ponselnya. Bahkan, ketika makan bersama pun, orangtua masih disibukkan dengan dunia maya.

Tindakan pola asuh seperti ini dikenal dengan parental phubbing. Padahal, sejatinya anak-anak membutuhkan cinta dan perhatian orangtua. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan orangtua yang memberikan perhatian, lebih mungkin berkembang.

Secara realistis, orangtua tidak dapat menyediakan telinga untuk mendengarkan anak mereka 24 jam sehari. Sebab itu, semakin penting ketika memiliki waktu bersama, orangtua terlibat dan fokus pada anak.  Ketika anak-anak percaya bahwa orangtua mengabaikan mereka, ini akan memberikan luka yang berarti bagi anak dan berdampak hingga ia besar.

“Rasa sakit karena diabaikan dialami baik secara somatis (fisik) maupun psikologis.  Otak tidak membedakan rasa sakit, ia hanya memberi tahu tubuh dan pikiran, 'Saya terluka'," kata Felice Martin, pakar dan konselor profesional keluarga, seperti dikutip dari situs Verywell Mind, Jumat (14/7)

Phubbing dapat membuat seorang anak merasa tidak mampu, kesepian, ditolak, dan disingkirkan.  Para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak menjadi cemas atau depresi ketika diabaikan.  Dia mungkin menganggap mereka tidak penting," lanjutnya.

Akibatnya, seringkali anak-anak bertindak untuk mendapatkan perhatian yang mereka dambakan. “Ketika anak-anak mulai berpikir seperti ini, mereka sering mengasingkan diri. Mereka juga akan memberikan kompensasi yang berlebihan secara negatif atau positif untuk mendapatkan perhatian apa pun," tambah Martin.

Penelitian menunjukkan bahwa ketika orangtua lebih suka bermain ponsel daripada mendengarkan anak mereka, hal itu bahkan dapat mempercepat perasaan depresi. Anak-anak yang merasa diabaikan secara emosional mungkin bergumul dengan kecemasan, nilai buruk di sekolah, penyalahgunaan obat terlarang dan bahkan kecenderungan bunuh diri.

Selain risiko anak-anak mencari perhatian dengan cara lain, mereka mungkin juga mulai meniru perilaku orangtua mereka.  “Orangtua adalah guru pertama anak. Penting bagi orangtua untuk mengelola kesehatan mental mereka,” catat Martin.  

Ponsel memang tak terlepaskan dari kehidupan kita. Akan tetapi, menggunakan ponsel bukanlah pengganti waktu berkualitas untuk tatap muka, terutama dengan anak-anak kita. Jadi, sangat penting bagi orangtua untuk mengatur penggunaannya. (M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat