visitaaponce.com

Kekeringan Ganggu Produksi Madu di Irak

Kekeringan Ganggu Produksi Madu di Irak
Sekumpulan lebah di salah satu peternakan di Irak(Ahmad AL-RUBAYE / AFP)

Panas menyengat yang melanda Provinsi Babilonia di Irak tengah, telah memukul produksi madu di wilayah itu. Mohamed Aliawi seorang peternak lebah, tahu persis kondisi itu saat dia memeriksa lusinan kotak sarang lebah yang ditempatkan di kaki pohon palem di ladangnya di Desa Al-Reghila.

"Tidak ada air dan karena itu tidak ada tanaman (berbunga) untuk membuat lebah hinggap," kata Aliawi, yang juga wakil direktur asosiasi peternak lokal, kepada AFP.

Kekeringan panjang telah membuat petani kesulitan untuk menanam melon dan semangka. Suhu pada bulan Juli yang intens sering mencapai sekitar 50 derajat Celcius (122 Fahrenheit), yang juga berdampak pada kehidupan lebah.

“Seekor lebah perlu terus mencari serbuk sari dan nektar yang diperlukan untuk produksi madu. Ia bergerak konstan, biasanya menempuh jarak ratusan meter (yard) untuk menemukan makanannya,” kata Aliawi.

Tapi kekeringan memaksa lebah untuk melakukan perjalanan lebih lama,  hingga lima kilometer (tiga mil), untuk melakukan penyerbukan. "Ini berdampak pada umur lebah pekerja, lebah betina yang mengumpulkan serbuk sari dan nektar,” jelas Aliawi.

Memindahkan sarang

Dalam keadaan normal, lebah pekerja dapat hidup hingga 60 hari, namun dalam situasi saat ini mereka hanya hidup 20 hari. “Selain itu, lebah tumbuh subur pada suhu sekitar 30-35 derajat Celcius, bukan panas yang membakar, ketika temperatur naik hingga 50 derajat,” kata Aliawi lagi.

Sebagai solusinya, dia telah memindahkan lusinan kotak sarang lebah dari Irak tengah ke tujuh lokasi yang tersebar di pegunungan wilayah otonomi Kurdistan utara, di mana udaranya lebih sejuk dan tanahnya lebih hijau. "Jika kita tidak memindahkan lebah, mereka akan menderita," katanya.

Menurutnya, pada awal tahun 2000-an, setiap sarang lebah menghasilkan sekitar 20 hingga 25 kilogram (44-55 pon) madu per tahun, sedangkan sekarang jumlahnya turun menjadi hanya lima kilogram.

Menurut PBB, Irak adalah salah satu dari lima negara di dunia yang paling terkena dampak perubahan iklim. Mereka mengatakan Irak telah mengalami kekeringan dalam empat tahun terakhir berturut-turut.

Negara itu dilanda musim panas yang terik, curah hujan yang menurun drastis, dan dilanda badai pasir yang semakin sering terjadi, sementara penyusutan demit air bendungan di hulu telah mengurangi pasokan air Sungai Tigris dan Efrat yang melintasi Irak.

Terlepas dari kondisi ini,  salah satu pejabat di kementerian pertanian Irak, Hashem al-Zeheiri, tetap optimistis. “Produksi madu meningkat dari tahun ke tahun,” katanya.

Pada tahun 2022, madu yang diproduksi di beberapa bagian Irak yang dikendalikan oleh otoritas federal Baghdad mencapai 870 ton, sementara di Kurdistan produksi mencapai 850 ton, naik dari sekitar 700 ton di setiap wilayah jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Zeheiri mengatakan dia telah menyiapkan studi tentang manfaat memindahkan sarang lebah dari Irak selatan dan tengah ke Kurdistan, dan sebaliknya sesuai kebutuhan, untuk meningkatkan hasil panen.(AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat