visitaaponce.com

Melestarikan Tradisi Ala Santri

Pengantar: Pada 28 dan 31 Juli, Media Indonesia bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen PNF) PP Muhammadiyah menggelar pelatihan Reporter Muda (Repmud). Sebanyak 35 siswa tingkat SMA/SMK mengikuti program ini. Setelah pelatihan, para siswa membuat berita hasil liputan masing-masing. Berikut adalah tulisan yang terpilih sebagai peringkat 1 tingkat SMA/SMK;

HALO Sobat Muda, sudah tahu kan kalau Indonesia memiliki banyak suku dan ras? Nah, salah satunya suku di Minangkabau yang banyak memiliki tradisi sekaligus kesenian yang unik. Kita sebagai anak muda tentu harus bisa ikut berperan mempertahankan kebudayaan agar tidak punah. Lalu, apa saja sih kesenian di Minangkabau? Yuk, tetap disimak, ya.

Kesenian di Minangkabau sangat beragam, seperti randai, talempong, salawat dulang, tari gelombang, dan tari persembahan. Namun, yang bakal kita kupas hanya randai dan talempong karena dua kesenian itu paling banyak diminati anak muda. Seunik apa sih randai dan talempong? Mari kita kupas tuntas.

Randai dan talempong yang menghibur

Kesenian randai dapat dideskripsikan sebagai permainan yang membentuk lingkaran sambil melangkahkan kaki secara perlahan dan menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian dilakukan secara bergantian. Bagi yang baru pertama kali menyaksikan pasti akan bertanya-tanya mengapa pemain berputar-putar terus? Ternyata itulah keunikannya.

“Ketika formasi lingkaran telah dibuat, kami sering tertawa di sela-sela penampilan. Pun sering menambahkan topik drama randai, padahal di dalam naskah tidak ada tentang topik yang kami tambahkan. Begitulah kami sangat menyukai ekskul randai ini," ujar salah satu anggota ekstrakurikuler randai di Pondok Pesantren Modern (PPM) Al-Kautsar Muhammadiyah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sonya Putri Salsabila, Kamis (3/8).

Randai ternyata memiliki beberapa bentuk pertunjukan, seperti pencak silat, dendang, saluang, hingga rabab. Nah, gabungan di beberapa bentuk pertunjukan itu membuat fungsi randai menjadi ganda, di antaranya hiburan, penyampai nasihat, hingga pendidikan.

Kesenian yang sudah ada sejak 1926 itu masih kuat daya tariknya. Randai selalu menghibur dan menjadi kebanggaan masyarakat Minangkabau.

"Setiap orang memiliki bakat seni masing-masing, memang berkesenian menjadi bagian dari refreshing, menyalurkan hobi serta bakat dan minat. Randai memang menjadi hal yang menarik bagi masyarakat Minang karena berbentuk permainan," ungkap guru mata pelajaran SBK/KWU Madrasah Aliyah PPM Al-Kautsar Viona Dwi Yanti.

Sementara itu, talempong merupakan alat musik khas Minangkabau yang bentuknya mirip bonang, salah satu instrumen di gamelan Jawa. Perbedaannya terletak pada bunyi, bunyi yang dihasilkan talempong sangat khas Minangkabau.

Talempong terdiri atas berbagai varian nada yang diletakkan secara berbaris memanjang di atas dua bentangan tali/rel/rancakan sehingga ketika dipukul, akan sedikit melambung ke atas. Talempong inilah yang lantas menjadi pengiring bagi anggota randai ketika pentas. Ketika teater atau drama telah dimulai, talempong dibunyikan. Pun ketika randai memasuki babak baru, ada iringan bunyi dari talempong untuk menambah suasana semakin semarak.

"Randai dan talempong ini menjadi media utama untuk memberikan nasihat melalui perantara cerita dan nyanyian," tutur Viona yang juga pelatih ekstrakurikuler randai dan talempong.

Saat ini, kesenian seperti randai talempong, tambuah, hingga tari menjadi ekstrakurikuler di PPM Al-Kautsar Muhammadiyah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota. Ekstrakurikuler kesenian Al-Kautsar menjadi salah satu yang terfavorit di kalangan santri.

Tampil di luar sekolah

Kegiatan ekstrakurikuler memang ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan lebih pada para siswa. Karena itu, mereka pun mendapatkan pengalaman untuk tampil di depan publik. Salah satunya ketika kelompok kesenian PPM Al-Kautsar digaet sebagai pengisi acara pembukaan kejurnas dan milad tapak suci ke-60 pada Juni lalu. Tim kesenian PPM Al-Kautsar pun diminta mempersembahkan tari gelombang dengan iringan musik talempong, tambuah, dan alat musik lainnya.

Kemudian, pada 9 Agustus 2023, tim akan mengikuti perlombaan musik tradisional, talempong pacik. Al-Kautsar mengutus dua tim, putra dan putri, yang terdiri atas enam anggota. Pada kesenian talempong pacik itu terdapat dua pemegang alat musik tambuah, tiga orang pemegang talempong dan satu orang memegang tasa.

Lalu, apakah tim putri tidak keberatan memegang tambuah? Salah satu anggota tim putri, Veliza Rahmania, mengakui jika tambuah berat, tapi dikembalikan kepada setiap individu bagaimana berteman baik dengan alat musik tersebut sehingga lupa dengan beratnya.

"Saat talempong dimainkan dengan hati gembira dan semangat, akan dipukul dengan semangat juga. Namun, perlu berhati-hati, jangan memukul terlalu keras supaya bunyinya sesuai dengan yang kita inginkan," ucap Veliza, Jumat (4/8).(M-4)

Opini Muda:

1. Zalanti Dhealova
Anggota Kelompok Musik Talempong

"Saat berlatih talempong, semua bersemangat, karena kalau tidak bunyi yang dihasilkan dari alat musik tersebut menjadi tidak bersemangat. Karena itu, kami menyebut ekstrakurikuler ini sebagai media penghibur paling keren".

2. Hanifah Khairiyah
Santriwati Kelas XII ITT, Anggota Kesenian Kelompok Tari

"Saya banyak mengetahui alat-alat dan tarian khas Minangkabau melalui ekstrakurikuler ini. Pun ilmu yang saya dapat bisa kembali dipraktikkan di rumah. Sehingga saya tidak hanya aktif di kesenian Al Kautsar saja melainkan turut aktif di kalangan masyarakat".(M-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat