visitaaponce.com

Kreator Game of Thrones Gugat OpenAI Terkait Penggunaan Karya Cipta

Kreator Game of Thrones Gugat OpenAI Terkait Penggunaan Karya Cipta
ChatGPT(AFP/Olivier Morin)

KREATOR dan penulis serial Game of Thrones George R.R Martin dan penulis fiksi terkenal lainnya bergabung dengan Authors Guild untuk mengajukan gugatan perwakilan kelompok atau class action terhadap OpenAI. Selain George R.R. Martin, ada Jodi Picoult, John Grisham, dan Jonathan Franzen yang termasuk di antara 17 penulis terkemuka yang bergabung dengan Authors Guild, sebuah organisasi profesional yang melindungi hak-hak para penulis. 

Gugatan tersebut mengklaim OpenAI, perusahaan di balik chatbot viral ChatGPT, menyalin karya-karya penulis terkenal dalam tindakan pelanggaran hak cipta dan memasukkan karya penulis ke dalam algoritma untuk membantu melatih sistem tentang cara membuat respons teks yang lebih mirip manusia.

Selain itu, gugatan yang diajukan di distrik selatan New York ini menuduh model OpenAI secara langsung merusak kemampuan penulis untuk mendapatkan upah yang layak, karena teknologi ini menghasilkan teks yang dapat dibayar oleh para penulis, serta menggunakan materi yang dilindungi hak cipta untuk membuat karya tiruan.

"AI generatif mengancam untuk memusnahkan profesi penulis," tulis Authors Guild dilansir dari CNN, Jumat (22/9).

Gugatan tersebut menuduh buku-buku yang dibuat oleh para penulis telah diunduh secara ilegal dan dimasukkan ke dalam sistem GPT. Hal ini menguntungkan OpenAI yang menulis karya-karya baru dengan gaya penulis terkenal, sementara pencipta aslinya tidak akan mendapatkan apa-apa. 

Siaran pers tersebut mencantumkan upaya AI untuk membuat dua volume baru dalam seri Game of Thrones karya Martin dan buku-buku yang dibuat oleh AI yang tersedia di Amazon.

"Sangat penting bagi kita untuk menghentikan pencurian ini atau kita akan menghancurkan budaya sastra kita yang luar biasa, yang menghidupi banyak industri kreatif lainnya di AS," kata CEO Authors Guild, Mary Rasenberger, dalam siaran pers tersebut.

"Buku-buku hebat biasanya ditulis oleh mereka yang menghabiskan karir bahkan hidup mereka untuk belajar dan menyempurnakan keahlian. Untuk melestarikan literatur kita, para penulis harus memiliki kemampuan untuk mengontrol apakah dan bagaimana karya mereka digunakan oleh AI generatif."

Baca juga: Belanda Tangkap 1.579 Aktivis, Termasuk Penyihir di Game of Thrones

Gugatan class action ini bergabung dengan gugatan hukum lainnya, organisasi dan individu yang menyuarakan keprihatinan tentang bagaimana OpenAI dan sistem AI generatif lainnya berdampak pada karya-karya kreatif. 

Sebelumnya, seorang penulis menemukan buku-buku baru yang dijual di Amazon dengan namanya. Namun, ia tidak pernah menulis buku tersebut. Buku tersebut tampaknya dihasilkan oleh kecerdasan buatan. 

Dua penulis lainnya menggugat OpenAI pada bulan Juni atas dugaan penyalahgunaan karya mereka oleh perusahaan untuk melatih ChatGPT. Komedian Sarah Silverman dan dua penulis juga menggugat Meta dan pembuat ChatGPT, OpenAI, pada bulan Juli, dengan tuduhan model bahasa AI perusahaan tersebut dilatih dengan materi yang dilindungi hak cipta dari buku-buku mereka tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka.

Namun, OpenAI membantah hal tersebut. OpenAI menyebut para profesional kreatif di seluruh dunia menggunakan ChatGPT sebagai bagian dari proses kreatif mereka. Pihaknya menghormati hak-hak penulis dan pengarang, serta berharap penulis mendapatkan keuntungan dari teknologi AI.

"Kami melakukan percakapan yang produktif dengan banyak kreator di seluruh dunia, termasuk Authors Guild, dan telah bekerja sama untuk memahami dan mendiskusikan kekhawatiran mereka tentang AI. Kami optimis akan terus menemukan cara yang saling menguntungkan untuk bekerja sama dalam membantu masyarakat memanfaatkan teknologi baru dalam ekosistem konten yang kaya," tulis pihak OpenAI.(M-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat