visitaaponce.com

Tiket Masuk ke Acropolis pada tahun 2025 bakal Naik

Tiket Masuk ke Acropolis pada tahun 2025 bakal Naik
Acropolis, situs arkeologi paling populer di Yunani yang ramai dikunjungi turis(Louisa GOULIAMAKI / AFP)

Pemerintah Yunani pada tahun 2025 akan menaikkan harga tiket ke Acropolis, monumen kuno paling populer di Yunani.

Menteri kebudayaan Lina Mendoni pada Rabu (19/12) mengatakan kepada radio Skai bahwa tiket masuk umum ke Acropolis akan dinaikkan menjadi 30 euro (US$33) atau sekitar Rp500 ribu. Saat ini, tiket mask ke situs bersejarah tersebut dipatok sebesar 20 euro, dan 10 euro selama musim dingin.

“Perubahan tersebut berlaku mulai 1 April 2025,” ujarnya.

Dewan arkeologi negara bagian dengan telah menyetujui kenaikan harga tiket secara menyeluruh di sekitar 350 situs arkeologi dan museum di negara itu.

Dewan dalam sebuah pernyataan mencatat bahwa kenaikan terakhir telah dilakukan 5 tahun sebelumnya dan biaya saat ini terlalu rendah dibandingkan dengan rata-rata Eropa.

Pengunjung dari Uni Eropa yang berusia 25 tahun ke bawah masih bisa masuk secara gratis, begitu pula pengunjung non-UE yang berusia 18 tahun ke bawah.

Dewan mengatakan bahwa tur pribadi ke Acropolis juga akan ditawarkan untuk kelompok hingga lima orang, sebelum dan sesudah jam berkunjung umum.

Menurut laporan, layanan ini akan menelan biaya US$5 ribu euro.

Acropolis adalah situs arkeologi paling populer di Yunani, dengan lebih dari tiga juta pengunjung tahun lalu.

Pemerintahan Yunani telah dikritik karena berusaha meningkatkan pengelolaan swasta di museum-museum dan situs-situs kuno yang sebagian besar dikelola negara, yang tahun lalu menghasilkan lebih dari US$121 juta euro.

Pada hari Selasa, penjaga patroli di Acropolis melakukan pemogokan satu hari terhadap rencana untuk menetapkan tugas pengawasan tiket kepada kontraktor swasta.

Pada bulan Februari lalu, pemerintah mengeluarkan undang-undang baru yang mengizinkan pameran barang antik langka di luar negeri, dan para arkeolog memperingatkan bahwa hal itu dapat menyebabkan “ekspor” barang langka dalam jangka panjang.

Langkah ini memungkinkan lima museum terkemuka di negara itu – yang menyimpan beberapa artefak kuno yang paling didambakan – untuk mendirikan cabang di luar Yunani.

Hal ini terjadi ketika pemerintah Yunani sedang melakukan pembicaraan dengan British Museum mengenai kemungkinan pengembalian Kelereng Parthenon setelah perselisihan selama beberapa dekade antara Athena dan London. (AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat