Airlangga Akui Ada Keterlambatan Distribusi Bahan Pangan
![Airlangga Akui Ada Keterlambatan Distribusi Bahan Pangan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/04/f4be7784856412ada5d472a6006ac76b.jpg)
INDONEISA tengah dilanda kekurangan bahan pangan. Tidak hanya satu, tetapi banyak komoditas. Presiden Joko Widodo menyebut, di tengah masa panen raya, ada tujuh provinsi yang mengalami defisit beras. Demikian pula pada komoditas jagung yang stoknya menipis di sebelas provinsi.
Kekurangan pasokan tidak hanya terjadi pada produk tanaman pangan. Hal serupa juga menimpa komoditas hortikultura seperti cabai besar, cabai rawit dan bawang merah. Stok cabai besar defisit di 23 provinsi, stok cabai rawit defisit di 19 provinsi dan stok bawang merah diperkirakan juga defisit di satu provinsi.
Yang paling parah, pasokan bawang putih langka di 31 provinsi serta gula yang juga minim di 30 provinsi.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui ada keterlambatan dalam proses penyediaan dan distribusi pangan.
"Seperti bawang putih, pemerintah sudah mengimpor. Izin impor sudah cukup besar tapi realisasi yang masuk baru 72.400 ton. Barang baru akan masuk akhir bulan ini. Kita harap nanti stok akan semakin meningkat di pasar," ujar Airlangga usai mengikuti rapat terbatas, Selasa (28/4).
Baca juga : Airlangga : Stok Beras di Beberapa Daerah Terbatas
Di dalam negeri sendiri, panen bawang putih sudah berlangsung di Temanggung, Jawa Timur. Namun, jumlah dari hasil panen itu tidak akan cukup. Pasalnya, produksi bawang putih nasional hanya berkisar 25 ribu ton per tahun atau hanya 5% dari total kebutuhan yang mencapai 500 ribu ton per tahun.
Begitu pula untuk komoditas gula pasir. Airlangga mengatakan Perum Bulog telah meneken kontrak untuk pengadaan sekitar 50 ribu ton gula pasir.
Dari jumlah sebanyak itu, 21 ribu ton didatangkan dari luar negeri dan 29 ribu ton bersumber dari pabrik gula dalam negeri.
Ada pula gula rafinasi sebanyak 192 ribu ton yang akan dialihkan dan diolah menjadi gula pasir.
"Ini hanya masalah repackaging dan izin peredaran," tuturnya. (OL-7)
Terkini Lainnya
Rumah Zakat dan Cppetindo Bagikan Bantuan Pangan ke Keluarga Prasejahtera
Pemerintah Dinilai tidak Serius Tangani Urusan Pangan
Resmikan Bendungan Pamukkulu, Presiden Jokowi: Upaya Meningkatkan Ketahanan Air di Sulsel
Ketahanan Pangan Hadapi Tantangan Perubahan Iklim
Kadar Bromat Jangan Melebihi Ambang Batas
Badan POM-BRIN Kaji Pemanfaatan AI untuk Pengawasan Pangan Olahan
Bangun Pabrik Ketiga, Frisian Flag Investasi Rp3,8 Triliun
Kemenperin Dalami PHK Massal di Sritex
Ekonom Dorong Pemerintah Beri Perhatian ke Sektor Industri
Kementerian Perindustrian Gelar Bimtek Transformasi Industri 4.0
Perjanjian Kerja Sama Bidang Pendidikan Tingkatkan Kualitas SDM
Tren Penjualan Terus Naik, Serapan Motor Listrik Capai 40%
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap