visitaaponce.com

Aprindo Perlu Neraca Komoditas untuk Stabilkan Harga

Aprindo: Perlu Neraca Komoditas untuk Stabilkan Harga
Ilustrasi warga saat berbelanja di supermarket kawasan Jakarta.(Antara)

ASOSIASI Pengusaha Ritel Modern seluruh Indonesia (Aprindo) siap mendukung pembentukan neraca komoditas yang tengah disusun pemerintah sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Langkah itu diperlukan untuk menstabilkan harga pangan. Pasalnya, saat Ramadan atau Lebaran, harga kebutuhan pokok cenderung bergejolak. Mengingat, tingginya permintaan yang tidak diiringi dengan pasokan.

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey menilai selama ini tidak ada data yang terintegrasi. Sehingga, para stakeholder bingung dalam membuat keputusan terkait pemenuhan bahan pokok. Kondisi tersebut pun berdampak pada harga yang dibayarkan konsumen.

Baca juga: Ini Strategi Pemerintah untuk Jaga Stabilitas Pangan

"Neraca pangan dan nonpangan ini berbicara soal keakuratan data, baik itu data suplai maupun demand. Kita tidak bisa berfokus pada data suplai saja. Kita tahu secara faktanya di antara K/L berbeda perhitungan data," tutur Roy dalam program siaran Metro TV News, Minggu (23/5).

Menurutnya, kehadiran neraca komoditas bakal mengatur kualitas produk pangan sebagai bahan baku dan bahan penolong industri. Nantinya, neraca komoditas diputuskan bersama dalam rapat terbatas Kemenko Perekonomian, yang melibatkan seluruh K/L di bawahnya.

Baca juga: Jabodetabek Mendominasi Destinasi Pengiriman Paket Selama Lebaran

Pemerintah juga akan menggandeng Badan Pusat Statistik dan pelaku industri untuk proses sinkronisasi data. Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengaku pihaknya berupaya dalam menjaga stok dan memonitor harga bahan pokok.

Dia mengklaim pemerintah sudah menjalankan neraca pangan nasional. Pihaknya pun berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder untuk mendata kebutuhan pangan setiap daerah. Itu merupakan upaya mitigasi kenaikan harga.

Oke juga menyebut pemerintah berupaya memotong rantai distribusi yang selama ini dianggap menjadi penyebab lonjakan harga bahan pokok. “Kami selalu melakukan pemantauan harga bahan pokok secara real time. Lalu, diinformasikan mana yang kekurangan," tandasnya.(OL-11)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat