visitaaponce.com

Kuartal IV-2021 Ekonomi AS Tumbuh 6,9 Persen

Kuartal IV-2021 Ekonomi AS Tumbuh 6,9 Persen
Mata uang dolar Amerika Serikat.(Cristian HERNANDEZ / AFP)

Pertumbuhan ekonomi Amerika naik secara antar kuartal (QoQ) dari sebelumnya 2,3% menjadi 6,9% pada kuartal IV-2021. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi secara kuartalan yang terkuat dalam 1 tahun terakhir.

Pertumbuhan ekonomi AS didorong oleh kembalinya persediaan dan pembatasan terkuat sejak tahun 1980an. Alhasil, proyeksi secara median akan berada di kisaran 5,5% untuk pertumbuhan ekonomi di Amerika.

Meski kekurangan pasokan, namun bisnis AS tetap berjalan untuk memenuhi permintaan barang yang begitu kuat sepanjang tahun 2021. Perusahaan akan mencoba untuk mulai mengisi kembali bahan baku dan mulai meningkatkan produksi.

"Saat ini berdasarkan data ekonomi yang masuk, konsentrasi kekuatan berada pada konsumsi belanja liburan di Amerika," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Jumat (28/1).

Meski ada penundaan pengiriman, namun pada kenyataannya ada kenaikan persediaan retail dan grosir pada bulan Desember, mungkin disebabkan terlambatnya pengiriman karena pembatasan aktivitas akibat Omikron.

Sejauh ini Omikron juga mulai menghambat pertumbuhan ekonomi di Amerika karena adanya rekor yang terinfeksi, sehingga membuat banyak masyarakat Amerika kembali harus berada di rumah.

Sejauh ini pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir menunjukan bahwa ekonomi masih akan berkembang, meski ada potensi inflasi yang lebih tinggi.

Sejauh ini investasi di dalam bisnis yang disesuaikan dengan inflasi masih bisa terkendali. Investasi tetap non-perumahan naik 2% secara YoY, dimana ada lonjakan kenaikan.

Kekurangan semikonduktor juga terjadi terus menerus telah membatasi juga produksi mobil di tengah permintaan yang sedang tinggi, yang mau tidak mau kenaikan tersebut dikonversi menjadi naiknya harga.

Rekor pertumbuhan pekerjaan juga membantu menurunkan tingkat pengangguran menjadi lebih cepat hingga di bawah 4%, meskipun baik The Fed ataupun White House telah salah menilai bahwa inflasi hanyalah sementara.

"Alhasil para pembuat kebijakan mulai fokus dengan cara mereka dapat mengendalikan dengan inflasi yang begitu tinggi, khususnya dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Ini membuat kami semakin yakin bahwa The Fed tidak akan menunda untuk mulai bertindak untuk mengatasi inflasi," kata Nico. (OL-12)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat